KLIKJATIM.Com | Gresik – Anggota DPRD Gresik menyoal opini Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP yang didapat Pemkab Gresik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas LKPJ Bupati Gresik tahun anggaran 2023.
Anggota Banggar dewan dari Fraksi Gerindra Taufiqul Umam mengatakan, dia meragukan status WTP itu karena banyaknya masalah dalam pendapatan maupun belanja Pemkab tahun lalu, misalnya terkait defisit anggaran.
Padahal, APBD Gresik tahun 2023 disepakati dan menjadi peraturan daerah (Perda) untuk belanja daerah sebesar Rp3,9 triliun dan pendapatan daerah sebesar Rp3,8 triliun. Sedangkan realisasi belanja daerah hanya sebesar Rp3,418 triliun atau 86.50%. Begitu juga dengan pendapatan daerah hanya sebesar Rp3,416 triliun atau 88,21%.
“Selisihnya sangat besar sesuai dengan APBD Gresik tahun 2023. Tetapi, laporannya diperkecil sehingga defisitnya sangat kecil,” ujar Anggota DPRD Gresik, Taufiqul Umam dengan nada serius usai rapat paripurna penyampaian nota pertanggungjawaban APBD Gresik oleh Bupati, Kamis 27 Juni 2024.
Seharusnya, sambung Taufiq, acuan dalam laporan pertanggungjawaban pelaksanaan adalah pada APBD Gresik tahun 2023. Maka, defisit seharusnya mencapai ratusan miliar.
“Kinerja tidak bagus, tetapi tetap mendapat predikat WTP. Ini harus dibedah tuntas. Masak seluruh Anggota DPRD Gresik dianggap tidak paham,” kata dia.
Hal senada dikatakan Ketua Komisi II DPRD Gresik, Asroin Widyana yang mengaku seharusnya defisit dalam APBD Gresik tahun 2023 sangat besar. Tetapi, seolah dipola agar tampak defisitnya sangat kecil.
“Defisit seharusnya di atas Rp200 miliar. Ini tidak bisa dibenarkan,” tegas dia.
Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Gresik, Lutfi Dhawam mendesak agar dilakukan pembahasan secara mendalam melalui komisi- komisi di DPRD Gresik maupun badan anggaran (Banggar) DPRD Gresik terhadap laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Gresik tahun 2023.