Hingga April, Progres Pembangunan Smelter Freeport di JIIPE Gresik Capai 30 Persen * Serap Anggaran 920 Juta Dollar AS dan Pekerjakan 1.800 Tenaga Kerja

Reporter : Abdul Aziz Qomar - klikjatim.com

Kegiatan pembangunan megaproyek Smelter Freeport Indonesia di kawasan JIIPE Manyar hingga April 2022 mencapai 30 persen

KLIKJATIM.Com | Gresik – Hingga Kuartal I/2022 atau akhir April, progres pembangunan megaproyek smelter PT Freeport Indonesia sudah mencapai 30 %. Target pembangunan smelter sampai akhir 2022 ditetapkan 50 persen.

Erika Silva, Project Manajer Smelter Freeport kepada wartawan mengatakan, sejak dilakukan tiang pancang pertama oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober  2021 lalu, pihaknya terus melakukan pembangunan proyek yang dilakukan oleh kontraktor  Chiyoda Indonesia.

Pembangunan proyek di kawasan Java Industry Intergrated Port Estate (JIIPE) Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik ini sudah terpasang 7.500 tiang pancang. Untuk pembangunan concetrate sudah dilakukan meliputi tangki air, tangki asam sulfat dan lainnya.

Terkait tenaga kerja yang terlibat dalam proyek ini total ada  1.800 pekerja yang 98 persen adalah pekerja Indonesia dan sisanya pekerja asing. Dan sebagianbesar berasal dari Jawa Timur dan Kabupaten Gresik. 

Dari jumlah 1.800 pekerja, sekitar 8 persen adalah pekerja dari warga sekitar proyek atau rijg 1. Kemudian ring 2 mencapai 14 persen dan ring 3 ada sekitar 28 persen, sementara di ring 4 adalah 50 persen.

“Total investasi yang sudah kami tanam hingga saat ini mencapai 920 juta dollar AS atau sekitar 13 triliun,” terang Erika Silva.

Riza Pratama, VP Comunication PT FI (kiri) didampingi Erika Silva saat memaparkan progress pembangunan proyek Smelter FI di JIIPE Gresik

Di tempat yang sama Riza Pratama VP Corporate Comunication Freeport Indonesia mengungkapkan, total investasi Smelter FI di Gresik mencapai 3 miliar Dollar AS. Nantinya Smelter FI cakupan proyeknya berupa smelter tembaga baru sebesar 1,7 juta ton pertahun, kemudian ekspansi ke Smelting sebesar 0,3 juta ton pertahun.

“Serta precious metal refinery (PMR) mencapai 6.000 ton perhari,” ujar Riza Pratama.

Disebutkan, Smelter FI nantinya akan menghasilkan 550 ribu katoda  tembaga pertahun. Kemudian produksi emas 35 juta ton pertahun, serta produk lainnya seperti platinum, selenium dan hasil mineral lainnya.

“Untuk limbah produksi nantinya akan terserap oleh industri sekitar  seperti asam sulfat yang diperkirakan mencapai 1,8 juta ton pertahun yang akan dipakai oleh PT Petrokomia Gresik untuk bahan baku produksi pupuk, juga terak tembaga sebesar 1,3 juta ton yang akan digunakan PT Semen Indonesia,” jelas dia. (ris)