KLIKJATIM.Com | Gresik - Peristiwa gempa yang melandasi Pulau Bawean Kabupaten Gresik ternyata sudah pernah terjadi puluhan tahun sebelumnya. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dengan Dirjend Perumahan Rakyat Kementerian PUPR pada Sabtu 6 April 2024 kemarin.
Pertemuan ini dilaksanakan dalam rangka koordinasi sekaligus diskusi terkait penanganan rumah warga yang terdampak gempa di Kepulauan Bawean.
Dalam pertemuan tersebut Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyampaikan, gempa yang terjadi di Pulau Bawean saat ini juga pernah terjadi pada puluhan tahun lalu.
"Gempa ini (bukannya) belum pernah terjadi di Bawean, namun BMKG menceritakan bahwa sekitar 70 tahun lalu Pulau Bawean pernah mengalami kondisi gempa. Kami merasa prihatin, semoga dengan diskusi ini dapat menemukan titik terang dan dapat membantu rehabilitasi pasca gempa di Kepulauan Bawean" tutur Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman dalam kesempatan ini memberikan paparan terkait Rumah Dampak Bencana Bawean. Dijelaskan bahwa gempa terjadi hingga 450 kali.
Adapun permasalahan utama yang dihadapi di Pulau Bawean ini antara lain kondisi bangunan hunian yang mengalami rusak ringan, sedang dan rusak berat. Kondisi dan psikologi masyarakat yang masih ketakutan apabila terdapat gempa kembali.
"Banyak masyarakat Bawean yang saat ini takut masuk rumah karena terjadi gempa terutama di malam hari. Hal ini menyebabkan masyarakat Bawean merasa khawatir jika terjadi gempa yang cukup tinggi ditambah dengan kondisi bangunan di Bawean tidak tahan gempa" ungkap Washil.
Baca juga: Gempa Landa Pulau Bawean Sebabkan 17 Gedung Sekolah RusakPada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto memberikan contoh dalam mengatasi Bencana Erupsi Gunung Semeru dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Gresik ini perlu menginisiasi kolaborasi dengan perusahaan di sekitar Gresik serta civitas akademika untuk mengatasi gempa di Pulau Bawean. Membuat master plan dan disusun skala prioritas dan membentuk tim yang intensif untuk berkoordinasi dilapangan" beber dia.
Adapun saran dan masukan yang diberikan oleh Dirjen Perumahan Kementrian PUPR meliputi:
1. Perlu melakukan sosialisasi apabila terjadi gempa kepada masyarakat Bawean bersama dengan BPBD.
2. Perlu melakukan gerak cepat dan membentuk tim khusus (satgas) dalam mengatasi gempa.
3. Perlu memberikan stempel pada setiap rumah yang terdampak gempa seperti rumah rusak ringan, rumah rusak sedang, rumah rusak berat. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi dan himbauan kepada masyarakat Bawean.
4. Memberikan stimulan dan trauma healing kepada anak kecil dengan membentuk kelompok tertentu dengan menggunakan metode metode yang ada seperti lagu "kalau ada gempa lindungi kepala, kalau ada gempa sembunyi di bawah meja".
5. Melakukan kolaborasi baik dengan perusahaan atau perguruan tinggi untuk menjadi fasilitator pendamping perbaikan rumah yang rusak dalam mengatasi gempa dan merancang pembangunan rumah untuk masyarakat yang terdampak gempa. (qom)
Editor : Abdul Aziz Qomar