KLIKJATIM.Com | Sumenep - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, semakin mengintensifkan langkah penanggulangan tuberkulosis (TBC) dengan mengerahkan tenaga kesehatan dan kader posyandu di seluruh wilayah.
Upaya ini dikonsolidasikan melalui Program TOSS Temukan, Obati, Sampai Sembuh, yang menjadi strategi utama untuk mempersempit ruang penyebaran penyakit tersebut.
Baca juga: Polisi Gerebek Kamar Kos di Sumenep, Sita Serbuk Putih dan Amankan Dua Anak Muda
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, bahwa program itu dirancang sebagai percepatan menuju target eliminasi TBC pada tahun 2030.
“Inisiatif ini kami jalankan untuk mempercepat capaian eliminasi dan sekaligus menahan laju penularan di masyarakat,” ujar Fauzi, Senin (17/11).
Menurut dia, langkah ini bukan sekadar program rutin, melainkan intervensi terstruktur Pemkab Sumenep dalam menghadapi tingginya kasus TBC di daerahnya.
Hingga Oktober 2025, catatan resmi menunjukkan 2.294 warga Sumenep menderita TBC, dengan 296 di antaranya meninggal dunia. Angka tersebut menempatkan Sumenep sebagai daerah dengan jumlah kasus tertinggi kedua di Jawa Timur.
“Program TOSS adalah wujud keseriusan kami untuk mengendalikan situasi ini, sekaligus komitmen membebaskan Sumenep dari TBC,” kata Fauzi.
Baca juga: Polsek Talango Sumenep Ringkus Pria 55 Tahun, Sita 2 Gram Sabu dari Rumah Pelaku
Ia menambahkan, upaya eliminasi tak akan maksimal tanpa keterlibatan semua elemen, akademisi, pelaku usaha, komunitas, hingga media massa.
Pemerintah juga terus mendorong deteksi dini, memperluas akses layanan pengobatan, serta memperkuat edukasi publik agar penularan bisa ditekan lebih cepat.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, Ellya Fardasah menyampaikan, bahwa seluruh tenaga kesehatan di 27 kecamatan, baik daratan maupun kepulauan, telah digerakkan untuk memastikan Program TOSS berjalan efektif.
Baca juga: Pemkab Sumenep Tetapkan 1.086 Guru Honorer Jadi PPPK Paruh Waktu, Gaji Disesuaikan Nafas APBD
“Selain memberikan layanan pengobatan bagi pasien positif TBC, kami menugaskan mereka untuk aktif mengedukasi masyarakat mengenai pola hidup bersih serta langkah-langkah pencegahan,” jelas Ellya.
Ia optimistis, pendekatan TOSS akan menurunkan jumlah kasus secara nyata. Ellya memaparkan bahwa temuan kasus TBC pada 2023 tercatat 2.556 kasus, kemudian naik sedikit pada 2024 menjadi 2.589 kasus.
“Sejak program ini kami jalankan, syukur alhamdulillah jumlahnya turun menjadi 2.294 kasus hingga Oktober 2025. Kami berharap tidak ada kenaikan lagi setelah ini,” tukasnya.
Editor : Wahyudi