Prihatin Perilaku Generasi Muda, Komisi 1 DPRD Sampang Minta Penguatan Etika dan Moral Jadi Ruh Pendidikan

klikjatim.com
Ketua Komisi 1 DPRD Sampang, sekaligus Pengamat Pendidikan, Moh. Salim meminta penguatan pendidikan etika dan moral di sekolah. (Ist)

KLIKJATIM.Com | Sampang – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang memberikan perhatian khusus terhadap lembaga pendidikan. Kondisi moral dan perilaku generasi muda di era modern dinilai semakin mengkhawatirkan, dengan banyaknya keluhan dari guru dan wali murid terkait perilaku anak didik yang kian sulit dikendalikan.

Ketua Komisi 1 DPRD Sampang sekaligus Pengamat Pendidikan, Moh. Salim, menyatakan bahwa akar persoalan pendidikan saat ini bukan semata-mata pada kurikulum, melainkan lemahnya penanaman nilai-nilai moral dan etika dalam sistem.

Baca juga: Pulihkan Trauma Pascabencana, Puluhan Relawan Pegawai PLN Dampingi Warga Aceh

“Kita sering lupa bahwa pendidikan bukan hanya soal angka dan administrasi, tapi juga tentang membentuk karakter dan kepribadian peserta didik,” jelasnya, Kamis (16/10/2025).

Baca Juga : Bertambah Lagi, Korban Meninggal Santri Asal Sampang dalam Tragedi Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Kini Sepuluh Orang
Salim menilai banyak tenaga pendidik kini terjebak dalam rutinitas administratif dan laporan struktural, yang justru mengikis waktu dan perhatian mereka terhadap pembinaan moral anak.

“Guru terlalu disibukkan dengan tugas-tugas struktural dan laporan administratif. Hal itu membuat waktu mereka tersita, sehingga pembinaan karakter sering terabaikan,” ucapnya.

Ia mengkritik orientasi pendidikan yang lebih menekankan pemenuhan formalitas daripada esensi pembinaan akhlak. "Yang penting administrasi beres, dokumen lengkap, tapi kita lupa bagaimana menjaga perilaku anak didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah,” terangnya.

Baca Juga : Bertambah Lagi, Korban Meninggal Santri Asal Sampang dalam Tragedi Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Kini Sepuluh Orang
Salim menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, guru, dan orang tua untuk memastikan nilai-nilai moral yang diajarkan di sekolah tetap berlanjut di rumah. Ia mencontohkan, waktu belajar di sekolah hanya sekitar lima hingga enam jam per hari, sementara sisanya anak berada di lingkungan keluarga.

Baca juga: Tetap Melayani di Hari Libur, Masyarakat Serbu Kantor Pertanahan di Hari Pertama Nataru

“Ada 18 jam lebih yang tidak terpantau guru. Maka di situlah pentingnya peran orang tua untuk melanjutkan pendidikan karakter di rumah,” paparnya.

Selain itu, ia meminta peran Komite Sekolah dimaksimalkan, agar tidak hanya berfungsi sebagai formalitas, tetapi menjadi jembatan aktif antara sekolah dan wali murid dalam mendukung pembinaan karakter siswa.

Baca Juga : Pembentukan Brigade Pangan di Sampang Cakup Sembilan Kecamatan
Salim juga menyinggung peran Dewan Pendidikan yang dinilai masih terbatas pada fungsi struktural. “Seharusnya Dewan Pendidikan tidak hanya menjadi cermin dari birokrasi pendidikan, tetapi juga menjadi penggerak moral bagi sistem pendidikan di daerah,” tegasnya.

Baca juga: Distribusi MBG Sumenep Selama Libur Semester Dinilai Tak Merata, Koordinasi SPPG Jadi Sorotan

Ia berharap momentum HSN tahun ini menjadi refleksi bersama bagi seluruh elemen pendidikan di Sampang.

“Pendidikan moral harus kembali menjadi ruh dari dunia pendidikan. Tanpa itu, sehebat apapun kurikulumnya, kita akan kehilangan arah dalam mencetak generasi yang berkarakter dan berakhlak,” tandasnya. (yud) 

Editor : fadil

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru