Miris, Kakek Berusia 102 Tahun di Sidoarjo Urung Naik Haji, Ini Sebabnya

klikjatim.com
Nuralim dan Siti saat ditemui di rumahnya, Desa Pepe, Kecamatan Sedati Sidoarjo (Satria/Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com I Sidoarjo - Pilu, disaat orang lain bergembira menunaikan ibadah haji, seorang kakek di Sidoarjo justru kecewa. Ia urung ke Tanah Suci karena biaya berhaji yang telah dia bayarkan tak tentu rimbanya.

Kakek malang tersebut adalah Nuralim yang berusia 102 tahun. Saat ditemui di rumahnya di Desa Pepe, Kecamatan Sedati, raut kesedihan masih nampak, Jumat (26/5/2023).

Baca juga: Ribuan siswa SMK, Kunjungi MPM Learning Center, Wujud Sinergi Dunia Pendidikan dan Industri

Siti Rochmah, anak Nuralim menceritakan, harapan dia bersama sang ayah berhaji membumbung ketika pada tahun 2011 menyerahkan uang Rp 400 juta kepada sang keponakan S, sebagai ongkos naik haji plus (ONH Plus)

"Saat itu niat kami berhaji plus. Uang Rp 400 juta itu hasil bapak menjual sawah yang kami percayakan dan titipkan sama dia," tutur Siti.

Siti percaya karena sang keponakan mengaku punya biro perjalanan haji. "Tak lama setelah menyetorkan uang, kami menerima formulir dan setelahnya kami menerima seragam haji, mukena termasuk kain ihram," terangnya. 

Baca juga: Gubernur Khofifah Resmikan Rehabilitasi Sarpras SMANOR Sidoarjo

Siti awalnya curiga karena tidak mendapat buku tabungan haji, apalagi dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun panggilan berangkat haji yang sangat mereka idamkan tak kunjung tiba. S, sang keponakan seringkali menghindar saat ditanya jadwal keberangkatan.

Kejelasan nasib uangnya akhirnya terjawab. "Bulan puasa tahun 2023 kemarin, saya mendapat panggilan tapi harus melunasi sisa biaya haji plus sebesar Rp 265 juta. Kami jelas tidak sanggup, dari mana duitnya," ucap Siti.

Baca juga: Honda Care On The Road: Layanan Siaga yang Makin Dekat dengan Konsumen

Menurut Siti, ia lalu menghubungi sang keponakan S, untuk melunasinya karena semua uang dibawanya. Namun sampai batas waktu yang ditentukan, S tidak segera membayarnya. Hal itu membuat harapan mereka beribadah haji tahun ini tertutup rapat.

"Saya meminta ia menyerahkan kembali uang kami. Tapi sulit. Dihubungi saja tidak bisa. Kok ya tega," imbuh Siti. Ia mendengar uang tersebut dipakai sang keponakan untuk biaya pencalonan kepala desa. (qom)

Editor : Satria Nugraha

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru