Soal Infrastruktur dan BBM Jadi Masalah Laten Nelayan di Gresik

Reporter : Abdul Aziz Qomar
Anggota Komisi II DPRD Gresik Syahrul Munir (Berjaket) menyoroti problem laten nelayan di Gresik yang tak kunjung tuntas (Dok)

KLIKJATIM.Com | Gresik — Problem infrastruktur, bahan bakar minyak (BBM) dam peralatan tangkap menjadi problem laten bagi nelayan di Gresik, yang hingga kini belum terpecahkan.

Hal ini terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) pembinaan tata kelola perikanan tangkap yang digelar Dinas Perikanan Kabupaten Gresik di Desa Gumeng, Kamis (15/09/2022).

Baca juga: Inovasi Siswa SMK Muhammadiyah 5 Gresik Dipamerkan di Pasar Tradisional Gresik dan Lamongan

Anggota Komisi II DPRD Gresik Syahrul Munir menekankan kepada eksekutif untuk sering berdiskusi dan sharing sebagai bahan mengambil kebijakan daerah soal perikanan,

"Sehingga program pemerintah tidak hanya fokus di hilir saja, tapi kita bisa perlahan-lahan menuntaskan permasalahan dasar yang dihadapi para nelayan. Antara lain soal infrastruktur, kebutuhan solar, dan perangkat penunjang lainnya," kata dia dalam FGD itu.

Dikatakan Syahrul, perikanan di Gresik adalah sektor yang sangat potensial namun tidak ditunjang oleh anggaran yang maksimal mengingat Perikanan ini adalah jenis urusan pilihan dari sekian banyak urusan pemerintah daerah.

"Namun, dengan anggaran yang sedikit itu saya harap kita bisa kerja secara efektif," ujarnya.

Disampaikan, para nelayan menginginkan infrastruktur yang memadahi untuk menunjang kegiatan kenelayanan mereka.

Baca juga: PT Smelting Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh

Salah satunya dengan menormalisasi sungai di desa-desa basis nelayan untuk menunjang akses melaut.

"Seperti di Gumeng ini, informasinya sudah 20 tahun sungai di Gumeng ini tidak dinormalisasi, akhirnya ketika musim kemarau seperti ini akses perahu jadi sangat terhambat," beber Syahrul.

Ditekankan, selain akses melaut, pembangunan tambatan perahu dan perbaikan balai juga dinilai penting untuk menunjang aktivitas nelayan.

Baca juga: GINOFEST 2025 Dibuka, Sekda Gresik Tegaskan Inovasi Tidak Boleh Terhenti Walau Anggaran Dipangkas

"Persiapan infratruktur dan alat penunjang nelayan harus menjadi paket kebijakan prioritas bagi sektor perikanan tangkap," tutur Syahrul.

Syahrul juga mengingatkan Pemkab, pada masa kemarau, desa-desa di Bungah di Bagian utara itu juga rawan kekeringan. Sumber air tawar juga sulit ditemukan di area ini.

"Maka, ini juga bisa jadi rekomendasi bagi PDAM. Bendung Gerak Sembayat yang juga menjadi wilayah kerja Perumda Giri Tirta harapan saya bisa segera masuk ke daerah ini. Informasinya 2023 mulai ada atensi jaringan perpipaan menuju ke daerah ini," tandasnya. (yud)

Editor : Abdul Aziz Qomar

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru