Mengenal Fashion Wastra Karya Millenial Ngawi Yang Sukses Tembus Pasar Amerika dan Eropa

klikjatim.com

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Pemprov Jatim terus mendukung tumbuh dan berkembangnya industri kreatif dan pelestarian budaya Indonesia. Termasuk perkembangan industri fashion berbahan dasar kain tradisional alias wastra.

Baca juga: Gubernur Khofifah Dampingi Kapolri Ziarah dan Peletakkan Batu Pertama Rumah Singgah dan Museum Marsinah

Di Jatim sendiri, Khofifah mengenalkan salah satu industri kreatif di bidang fashion wastra yang karyanya sudah menjangkau pasar dunia dan saat ini outlenya sudah ada di berbagai negara di Amerika maupun Eropa.

Industri fashion wastra itu adalah Oerip Indonesia besutan millenial Ngawi bernama Dian Errakumalasari. Di sela kunjungan kerja di Ngawi, Khofifah meluangkan waktu khusus untuk mengulik produk-produk fashion wastra Oerip Indonesia.

"Jawa Timur patut berbangga bahwa di Ngawi ada penghasil karya fashion wastra yang dibuat dari kain-kain tradisional khas nusantara. Terlebih disajikan dengan desain dan jahitan yang apik dan menawan hingga diminati pasar global kelas dunia," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (26/4/2022).

Oerip Indonesia ini dikembangkan sejak tahun 2008. Di tahun 2015, karya-karya wastra Oerip Indonesia mulai dikenal di kancah internasional. Produk ini sempat tampil di pameran fashion di Florida yang diadakan oleh Voice of Indonesia.

Sejak itu Oerip Indonesia kerap terlibat dalam event-event penting di kota-kota Indonesia maupun mancanegara. Seperti di Paris, Milan Fashion Week, Umbrella Fashion di Thailand, dan banyak lagi.

Dalam setiap karyanya, wastra yang diangkat bermacam-macam. Mulai tenun Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba Timur, dan NTT dan wastra dari berbagai suku asli Indonesia yang lain.

Istimewanya lagi, Oerip Indonesia menggandeng para penenun lokal dalam mengembangkan usaha ini. Sehingga efek domino yang dihasilkan cukup terasa. Selain manfaat ekonomi, juga manfaat pelestarian penenun di Jatim dan Indonesia.

Saat ini Oerip Indonesia memiliki cabang outlet di Rotterdam Belanda, yang penjualannya menjangkau seluruh Eropa. Khofifah sendiri menyebut, Pemprov Jatim sangat mendukung perkembangan produk-produk lokal untuk bisa dipasarkan ke market global. Salah satu upaya yang ditempuh yakni dengan program rumah kurasi.

Selain itu Pemprov Jatim bersama LPEI juga berupaya mengembangkan Desa Devisa. Yang tujuannya juga serupa, yaitu untuk mengekskalasi market produk lokal untuk bisa masuk ke pasar ekspor.

Baca juga: Tekan Inflasi dan Jaga Stok Sembako Tetap Aman, Gubernur Khofifah Gelar Pasar Murah di Simokerto Surabaya

Sementara itu, Dian Errakumalasari mengatakan bahwa karyanya lahir dari hobinya yang suka fotografi dan keliling Indonesia. Yang kemudian membuatnya tergugah untuk mengenalkan kekayaan nusantara lewat fashion wastra.

Dian menyebut ada tiga hal yang membuat wastra harus diketahui oleh warga Indonesia dan layak menjadikan wastra sebagai kain yang istimewa. Pertama, motifnya banyak menceritakan kain setempat. Setiap daerah di nusantara mempunyai cerita sendiri di setiap helai kain wastra.

Kedua, pewarnaannya. Indonesia negara dengan seribu pulau sehingga kaya akan warna alam. Faktor geografis memperngaruhi warna alam kain tersebut. Contohnya warna biru di Kalimantan memiliki makna yang berbeda dengan warna biru di Sulawesi dan tentu saja hal ini tidak ada di negara lain.

Ketiga, proses pembuatannya. Dalam menenun memerlukan ekstra kesabaran dan ketelitian. Kebanyakan penenun, menenun cerita kehidupannya sendiri. Mereka menenun sambil  berdoa  sehingga ada doa di setiap helai kain tenun yang mereka buat.

"Kita sudah punya cabang di Rotterdam Belanda dan di Florida AS, dan terbaru di UK. Kita sudah diundang di 30 lebih negara untuk mengenalkan kain wastra karya mama-mama penenun yang diolah jadi baju karya Oerip Indonesia," kata Dian. (ris)

Baca juga: Gubernur Khofifah Padukan Solidaritas Sosial dan Pelestarian Lingkungan

Editor : Redaksi

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru