KLIKJATIM.Com I Surabaya - Selama 2019 lalu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim telah menyalurkan kredit sebesar Rp 38,35 triliun. Untuk itu, tahun ini bank milik Pemprov Jatim mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke pemerintah pusat sebesar Rp 500 miliar.
Keberadaan KUR tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Jatim.
Baca juga: Bank Jatim Raih Penghargaan DetikJatim Awards 2025 untuk Pembiayaan Usaha Berkelanjutan
Pgs Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha menyebutkan, selama 2019 memang ada kenaikan pencairan kredit sekitar 13,16 persen dibanding tahun 2018 (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) secara signifikan, yaitu sebesar 2,77 persen.
[irp]
Menurutnya, sektor konsumsi berkontribusi paling tinggi dari total kredit, yakni sebesar Rp 23,10 triliun atau tumbuh 7,12 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan berasal dari sektor komersial sebesar Rp 9,23 triliun atau tumbuh 27,11 persen (yoy).
Pertumbuhan yang tinggi tersebut didongkrak dari pertumbuhan kredit sindikasi yang signifikan sebesar 118,98 persen. "Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 14,45 persen," ujar Ferdian.
Pada kesempatan yang sama, Bank Jatim sudah mengajukan KUR. Namun pengajuan tersebut tidak diterima lantaran Gagal Bayar atau NPL (Non Performing Loan) Bank Jatim di atas 5 persen.
Baca juga: Gubernur Khofifah Dukung Penuh FinExpo dan Indonesia Islamic Finance Summit 2025
"Tahun ini kami optimistis, pengajuan KUR kami akan diterima mengingat NPL kami sudah di bawah 5 persen," katanya, Selasa (11/2/2020).
Dari pengajuan KUR tersebut, kata Ferdian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta Bank Jatim melengkapi sejumlah persyaratan. Salah satunya mengenai Rencana Bisnis Bank (RBB).
[irp]
Baca juga: Peserta PCKO OJK Kunjungi PT Smelting Gresik, Perkuat Pemahaman Hilirisasi Industri
Oleh bank berkode saham BJTM tersebut, permintaan itu dipenuhi. "Jadi RBB ini semacam rencana pengucuran KUR Bank Jatim. OJK minta agar Bank Jatim memiliki data terkait daerah mana saja yang akan dapat KUR. Dan itu sudah kami siapkan semua," tandas Ferdian.
Sementara itu , Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa berharap Bank Jatim bisa kembali menjadi penyalur KUR. Pihaknya tidak memungkiri bahwa NPL Bank Jatim sempat tinggi.
Menurutnya, hal itu karena dulu ada investasi untuk infrastruktur di luar Pulau Jawa yang kemudian mandek. "Itu mempengaruhi NPL Bank Jatim secara keseluruhan. Saya sudah mengkomunikasikan dengan gubernur BI (Bank Indonesia), dengan OJK supaya BPD Jatim bisa kembali untuk menjadi penyalur KUR,” jelas Gubernur, Khofifah. (fan/nul)
Editor : Redaksi