KLIKJATIM.COM | SURABAYA - 17 pemuda beruntung bakal diberangkatkan ke Australia. Mereka bakal mewakili Indonesia untuk mengikuti program pertukaran pemuda Indonesia dan Australia atau Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP).
Selama mengikuti program tersebut, mereka diminta untuk belajar bergaul multikultural dengan pemuda Australia.
Baca juga: Dukung Kepastian Hak Tanah, Kantah ATR/BPN Tulungagung Gelar Gemapatas di Desa Gesikan
Program AIYEP dibagi menjadi dua fase. Pertama diadakan di Canberra, Sydney dan Brisbane pada 6 Oktober sampai 1 Desember kemarin. Serta Fase Indonesia yang dilaksanakan 1 Desember sampai 26 Januari mendatang.
[irp]
Nantinya sebanyak 17 delegasi pemuda Australia dan 17 delegasi pemuda Indonesia akan melakukan proses pemagangan dan Community Development di dua tempat. Yaitu di Desa Sanankerto, Kabupaten Malang dan di Kota Surabaya.
Heru Tjahjono Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur mengaku senang wilayahnya bisa menjadi tuan rumah. Laki-laki yang kerap disapa Heru itu menyampaikan ucapan selamat kepada delegasi yang terpilih.
Ia juga mengaku bahwa Jawa Timur dan Australia sudah menjalin hubungan baik, terutama di bidang ekonomi dan pariwisata. Ia berharap agar program ini semakin diminati oleh pemuda. “Semoga kegiatan pertukaran pemuda Indonesia-Australia memberikan dampak positif bagi kedua negara,” tuturnya.
Baca juga: Waterpark Kangean Porak-poranda Diserbu Massa, Pengelola Minta Polisi Usut Provokator
[irp]
Sementara itu, Asisten Deputi Kemitraan dan Penghargaan Pemuda (KPP) Wisler Manalu mengharapkan agar pemuda bisa terus berkembang dan melihat dunia luar. Ia juga mengucapkan terimakasih atas kerjasama Pemerintah Daerah Jawa Timur atas kesediaannya menjadi tuan rumah acara yang sangat bergengsi ini.
Laki-laki yang sering disapa Wisler itu juga menginginkan agar delegasi mampu menularkan ilmunya, terutama untuk pengembangan desa Sanankerto dan Kota Surabaya. “Saya berharap melalui community development masyarakat bisa lebih mandiri lagi,” ujarnya.
Dalam sesi yang berbeda, Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Dr. H. M. Asrorun Niam Sholeh, MA berharap program ini bisa membuat peserta dapat belajar banyak dalam pergaulan multikultural di dunia Internasional dan menjadi duta bangsa dalam pergaulan internasional.
“Salah satu prioritas kita adalah membangun harmoni, moderasi, dan kerukunan, serta respek dan menghargai perbedaan. Dalam fase Indonesia ini, kita memiliki kesempatan untuk mengenalkan wujud harmoni serta kerukunan Indonesia di desa. Desa identik dengan lingkungannya yang alami, sejuk, dan warga masyarakatnya yang ramah ke semua orang meski baru dikenalnya. Kemudian warga masyarakat di desa tingkat kepeduliannya dan tingkat kekeluargaannya tinggi," jelasnya. (nk/hen)
Editor : Redaksi