KLIKJATIM.Com | Surabaya – Ancaman berbagai penyakit pascabencana mulai muncul di wilayah terdampak banjir di Aceh dan Sumatra Barat. Ketersediaan air bersih, layanan trauma healing, serta dukungan tenaga medis spesialis menjadi kebutuhan mendesak pada fase pemulihan awal.
Menjawab kondisi tersebut, Rumah Sakit Kapal Ksatria Airlangga (RSKKA) Ikatan Alumni Universitas Airlangga (Unair) tengah mempersiapkan keberangkatan menuju wilayah bencana pada pekan depan. Di Aceh Tamiang, satu klinik telah disiapkan sebagai pusat layanan medis, mulai dari rawat jalan hingga rawat inap. Tim lapangan melaporkan bahwa kebutuhan tenaga kesehatan terus berubah mengikuti dinamika kondisi warga.
“Kebutuhan di lapangan sangat dinamis dan berubah setiap hari,” ujar Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Berkelanjutan Unair, Prof. Hery Purnobasuki, Minggu (7/12/2025).
Kebutuhan prioritas saat ini mencakup lima dokter umum, 10 perawat, dua bidan, satu tenaga gizi, dua apoteker, satu tenaga kesehatan masyarakat, serta enam mahasiswa. Dukungan logistik seperti genset dan pasokan bahan bakar juga menjadi kebutuhan utama.
RSKKA sendiri saat ini masih menyelesaikan misi layanan kesehatan rujukan proaktif di Pulau Sapuka, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan. Direktur RSKKA, dr. Agus Harianto, menjelaskan bahwa kapal belum dapat langsung bergerak menuju Sumatra karena jarak tempuh dari lokasi operasi saat ini membutuhkan waktu pelayaran hingga belasan hari.
“Pelayanan di Bonerate harus kami selesaikan terlebih dahulu sebelum kapal diarahkan ke wilayah terdampak banjir,” kata Agus.
Sebagai tanggapan cepat, RSKKA telah mengirimkan relawan dokter yang diterbangkan langsung ke daerah bencana. Kabupaten Agam, Sumatra Barat, menjadi salah satu lokasi prioritas karena termasuk wilayah dengan dampak paling berat.
Laporan Tim Rapid Health Assessment RSKKA di Agam menunjukkan bahwa penanganan trauma telah sebagian besar tertangani dan kini memasuki tahap observasi pascaoperasi. Namun, risiko penyakit pascabencana mulai meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Agam, dr. Hendri Rusdian, meminta dukungan tambahan untuk layanan trauma healing, pencegahan penyakit menular, serta penyediaan air bersih yang menjadi kebutuhan mendesak.
“Kami sangat membutuhkan alat penjernihan air. Listrik mulai pulih tapi belum stabil, sementara jaringan internet masih sering terganggu sehingga radio komunikasi tetap diperlukan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengusulkan tambahan tenaga medis, meliputi dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak, psikiater, psikolog, dua dokter umum, satu perawat, satu bidan, serta dukungan obat-obatan.
Seluruh pemetaan kebutuhan tersebut akan menjadi dasar penyusunan agenda pelayanan RSKKA saat berlayar melalui rute Bonerate–Padang sejauh sekitar 2.000 mil laut, di tengah kondisi musim angin barat.
Editor : Abdul Aziz Qomar