klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Wagub Emil Tegaskan Keberlanjutan Daya Saing Industri Bertumpu pada Praktisi Teknik Industri

avatar Much Taufiqurachman Wahyudi
  • URL berhasil dicopy
Wagub Emil saat mengapresiasi penyelenggaraan Seminar Nasional dan Konvensi Wilayah yang diselenggarakan oleh Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Auditorium SIMT ITS
Wagub Emil saat mengapresiasi penyelenggaraan Seminar Nasional dan Konvensi Wilayah yang diselenggarakan oleh Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Auditorium SIMT ITS

KLIKJATIM.Com | Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menggarisbawahi peran krusial praktisi teknik industri dalam menjaga daya saing sektor manufaktur di tengah lanskap persaingan global yang semakin ketat.

Pernyataan tersebut disampaikan Wagub Emil saat mengapresiasi penyelenggaraan Seminar Nasional dan Konvensi Wilayah yang diselenggarakan oleh Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Auditorium SIMT ITS, Kamis (27/11). Acara ini mengusung tema “Peran Strategis Supply Chain dan Logistik dalam Meningkatkan Konektivitas Nasional.”

Wagub Emil menegaskan bahwa keberlanjutan daya saing industri tidak semata ditentukan oleh teknologi canggih, tetapi sangat bertumpu pada kualitas para praktisi dan profesional teknik industri. Para profesional inilah yang memainkan peran kunci dalam pengelolaan rantai pasok (supply chain), lini produksi, dan optimalisasi proses manufaktur.

"Hari ini landscape persaingan di dunia manufaktur semakin ketat. Kalau tidak berbenah melakukan optimalisasi, memaksimalkan revolusi industri 3 dan 4, otomatisasi digitalisasi dan konektivitas, maka dikhawatirkan pabrik kita akan kalah dengan negara lain," kata Emil.

Ia mencontohkan Vietnam yang kini telah menjadi pusat pengembangan Institute of Industrial and Systems Engineers (IISE) di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menjadi pengingat bahwa penguatan kompetensi insinyur teknik industri harus dilakukan secara konsisten agar industri Jawa Timur mampu bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan.

Melalui pertemuan ini, Emil melihat titik awal yang baik untuk kolaborasi antara Pemprov Jatim dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di bidang industri. Ia menekankan perlunya urun rembug antara pemerintah, PII/akademisi, dan dunia usaha untuk mengoptimalkan daya saing pabrik.

"Perlu adanya pertemuan antara pemerintah, PII / akademisi dan dunia usaha untuk melihat potensi industri terbesar di Jatim, seperti makanan dan minum, tembakau, kimia dan farmasi. Kemudian kami petakan dari setiap jenisnya," jelasnya.

Sebagai hub utama Indonesia timur dan gerbang nusantara baru, Emil mengakui bahwa konektivitas adalah pilar penting industrialisasi di Jawa Timur. Oleh karena itu, infrastruktur yang efisien dan terintegrasi dalam sektor transportasi dan logistik menjadi sangat penting.

"Konektivitas menjadi hal penting yang tidak bisa bisa dielakkan dalam industrialisasi maka infrastruktur juga terus kami upayakan secara maksimal, ini khususnya di jalur lintas selatan," ujarnya.

Emil juga menyoroti status Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah bandara terbanyak, termasuk Bandara Dhoho di Kediri yang dibangun oleh Gudang Garam, yang menunjukkan kesiapan infrastruktur Jatim dalam mendukung konektivitas nasional.

Editor :