KLIKJATIM.Com | Sumenep – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep, Madura, memulai langkah nyata dalam mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kepedulian lingkungan. Melalui program bertajuk "Gerakan Santri Jaga Bumi", Kemenag mengajak ribuan santri di seluruh pesantren untuk menjadi garda depan pelestarian alam.
Peluncuran perdana program ini berlangsung di Pondok Pesantren Al Ibrohimy, Pragaan, pada Senin (20/10/2025). Kegiatan ini menandai awal dari gerakan besar yang rencananya akan digelar di 380 pondok pesantren di wilayah Sumenep.
Kepala Kantor Kemenag Sumenep, Abdul Wasid, mengatakan bahwa Gerakan Santri Jaga Bumi bukan sekadar kegiatan menanam pohon, melainkan bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual santri dalam menjaga ciptaan Tuhan.
Baca Juga : Pelajar Sumenep Unjuk Gigi di TechnoLab 2025, Adu Inovasi Robotika dan Teknologi Tepat Guna“Santri tidak hanya dituntut menjaga nilai-nilai agama, tapi juga harus menjadi pelopor dalam menjaga alam sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT,” ujar Wasid, Rabu (22/10).
Menurutnya, penghijauan adalah implementasi dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya keseimbangan ekosistem. Ia menilai peran pesantren dalam gerakan lingkungan hidup kini semakin relevan di tengah meningkatnya ancaman bencana alam, seperti banjir dan degradasi lahan.
“Menjaga alam adalah bagian dari iman, dan juga bentuk kerja kemanusiaan yang berdampak langsung pada keberlangsungan hidup,” katanya.
Baca Juga : Petani Tersenyum, Harga Tembakau Rajang di Sumenep Merangkak NaikWasid membandingkan peran santri dari masa lalu dan masa kini. Jika dahulu santri berjuang di medan perang untuk kemerdekaan bangsa, maka kini mereka berjuang dengan cara yang berbeda, yakni mengisi kemerdekaan melalui aksi menjaga bumi.
“Sekarang saatnya santri mengisi kemerdekaan dengan menanam pohon, bukan hanya menanam ilmu,” tegasnya.
Program ini disambut antusias. Di Pondok Pesantren Al Ibrohimy, kegiatan penanaman pohon diikuti oleh ratusan santri, pengasuh pondok, serta perwakilan dari Kodim Sumenep dan Koramil Pragaan.
Pengasuh pondok, KH M. Hayatul Islam, mengapresiasi langkah Kemenag Sumenep yang menanamkan kesadaran ekologis berbasis nilai keagamaan. Ia menilai gerakan ini akan memperkuat karakter santri agar tidak hanya religius, tetapi juga peduli lingkungan.
Baca Juga : Disnaker Sumenep Bingung, Program Magang Nasional Tanpa Petunjuk Teknis“Kami berharap kegiatan seperti ini menjadi agenda rutin, agar santri tumbuh menjadi generasi yang peka terhadap tanggung jawab ekologis,” ujarnya.
Dengan Gerakan Santri Jaga Bumi, Kemenag Sumenep berharap dapat menjadikan pesantren sebagai pusat pembelajaran ekologis berbasis agama. Harapannya, para santri dapat menjadi agen perubahan yang menularkan semangat cinta lingkungan kepada masyarakat luas.
Kemenag menilai, langkah kecil seperti menanam pohon dan menjaga kebersihan lingkungan pesantren dapat berdampak besar jika dilakukan secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat kesadaran ekologis generasi muda demi mewujudkan Sumenep yang hijau dan berkelanjutan. (yud)
Editor : Hendra