klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Antrean Kendaraan di Pelabuhan Ketapang Imbas 15 Kapal Penyeberangan Dihentikan Operasional

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Banyuwangi – Sebanyak 15 kapal jenis eks Landing Craft Tank (LCT) di lintasan Ketapang–Gilimanuk dihentikan sementara operasionalnya sebagai dampak tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Akibatnya terjadi antrean kendaraan di sekitar Pelabuhan Ketapang karena kapal yang beroperasi berkurang.

Penghentian 15 kapal penyeberangan dilakukan karena dinilai tidak laik beroperasi oleh KSOP Ketapang Banyuwangi. Seluruh kapal sejenis kini wajib menjalani pemeriksaan ulang untuk memastikan keselamatan pelayaran.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi, Purgana, menjelaskan kebijakan penghentian sementara itu diterbitkan setelah rampcheck yang dilakukan tim pejabat pemeriksa keselamatan kapal Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Surat resmi penghentian sementara operasional kapal diterbitkan pada 14 Juli 2025.

"Ini menjadi perhatian pemerintah pusat supaya kapal-kapal eks LCT dicek kembali kelaikannya. Ada 15 kapal eks LCT yang harus ditunda operasinya untuk pemeriksaan ulang secara komprehensif," kata Purgana, Rabu (16/7/2025).

Imbas kebijakan ini, hanya dua kapal yang beroperasi melayani angkutan kendaraan besar menuju Bali. Minimnya kapal berlayar memicu antrean panjang kendaraan logistik.

Berdasarkan pantauan, Mulai Rabu dini hari, truk-truk mengular hingga lebih dari lima kilometer di jalur menuju Pelabuhan Ketapang. Kondisi semakin sulit karena kendaraan yang baru turun dari kapal tak bisa keluar dermaga, sementara kendaraan baru tak bisa masuk area pelabuhan.

Untuk mengurai kepadatan, KSOP Tanjung Wangi mengebut proses pemeriksaan ulang kapal. Dari 15 kapal, tiga unit telah selesai diperiksa.

"Target lima kapal kita rampungkan hari ini. Kalau lima itu selesai, berarti ada tujuh kapal yang nanti beroperasi. Kami kebut pemeriksaannya supaya siang ini kapal-kapal itu bisa segera masuk lintasan dan mengurai kemacetan yang terjadi," ucap Purgana.

Purgana menjelaskan menegaskan evaluasi menyeluruh ini adalah langkah prioritas demi memastikan keselamatan pelayaran, meskipun berdampak pada distribusi logistik dan aktivitas ekonomi lintasan Ketapang–Gilimanuk. (yud) 

Editor :