KLIKJATIM.Com | Lamongan - Progres pembangunan proyek penanganan banjir Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan telah mencapai 50 persen per Rabu (29/11/2023).
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris PU SDA Jawa Timur Fauzi di sela-sela monitoring bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Pengelolaan Sumber Daya Air Kuro, Lamongan.
"Pekerjaan yang dilakukan sampai hari ini sekitar hampir 50 persen. Karena 70 persen kegiatan adalah di pengadaan pompa air dan genset yang diperkirakan awal bulan Desember sudah datang dan bisa disetting," kata Fauzi.
Baca Juga : Dua Atlet Biliar Lamongan Raih Juara Tiga Bupati Cup Tuban
Sementara itu Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, dengan penambahan dua buah pompa berkapasitas 3000 liter/detik di UPT Kuro akan menambah secara keseluruhan menjadi 10.000 liter/detik dengan pompa yang ada. Dengan kapasitas tersebut, menurut Bupati Yes mampu mengurangi genangan banjir di wilayah Bengawan Jero.
"Ketika banjir kemarin, ini menjadi persoalan karena pintu Kuro ini belum bisa berjalan secara maksimal. Dengan pembangunan ini setidaknya yang biasanya kita lakukan, dengan Pintu Kuro dengan pompa air di sini, kita bisa membuang 3.000 - 4.000 m³. Dengan pembangunan ini Insyaallah bisa 10.000 m³," kata Bupati Yes.
Proyek yang ditargetkan akan rampung pada 20 Desember tersebut, meliputi rehab pintu air, pembangunan rumah genset pompa Kuro, dan penambahan 2 buah pompa kapasitas 3000 liter/detik. Penambahan 2 buah pompa menambah jumlah kapasistas air di UPT Kuro menjadi 10.000 liter/detik.
Baca Juga : Bupati Lamongan Serahkan Bonus Atlet Peraih Medali Porprov VIII
Bupati Yes berharap, proyek gabungan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan tersebut mampu menanggulangi banjir Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan.
"Ada beberapa yang akan diperbaiki, sehingga ini berfungsi dengan baik. Apa yang kita harapkan itu, bisa mengurangi genangan di Kabupaten Lamongan, sekaligus untuk menampung air ketika menampung air saat musim hujan," imbuh Bupati Yes.
Selain itu, proyek yang menghabiskan dana sekitar 60 milyar yang berasal dari 1/3 APBD Pemkab Lamongan serta 2/3 dari Pemprov Jawa Timur. Akan menjadi sumber pengairan bagi para petani di desa-desa sekitar. (yud)
Editor : Rozy