klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Minyak Goreng Curah di Ponorogo Langka, Bupati Bakal Sidak

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Antrian warga membeli minyak goreng murah
Antrian warga membeli minyak goreng murah

KLIKJATIM.Com I Ponorogo - Kelangkaan minyak goreng di Ponorogo dimanfaatkan oknum tertentu. Ada salah satu toko yang memanfaatkan kelangkaan tersebut dengan menjual minyak goreng curah diatas Harga Ecer Tertinggi (HET).

Salah satu penjual gorengan, Tohari mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng curah. Di bumi reog hanya ada 1 toko saja yang menjual minyak goreng curah dengan harga subsidi.

"Itu kan dibatasi. Saya antri sejak pukul setengah enam pagi, karena takut tidak kebagian,” ujarnya, Jumat (25/3/2022)

Masih menurut Tohari, dirinya cuma dibatasi membeli minyak goreng curah 10 kilo saja, dengan harga Rp. 15,500 per kilonya. Itupun kadang tidak kebagian karena antrian yang panjang.

“Cuma dikasih 10 kilo saja, itupun cuma cukup buat dua hari, karena untuk menggoreng dagangannya,” terangnya.

Tohari juga menambahkan, dirinya pernah membeli lain, namun harganya mahal tidak sesuai dengan aturan pemerintah Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah.

“Karena tidak kebagian, pernah saya mau beli ditempat lain, tapi harganya 22 ribu per kilonya,” ungkapnya.

Sementara itu Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan pihaknya akan melakukan sidak jika ada distributor maupun toko yang menjual minyak goreng dengan harga diatas HET.

“Besok coba kita chek, apakah benar ada toko yang menjual minyak goreng curah diatas HET,” jelasnya.

Jika terbukti benar, maka akan paksa untuk menjual dengan harga yang sudah ditentukan pemerintah.

“Setelah kita sidak, dan benar ya kita paksa untuk menjual dengan harga yang sudah ditentukan,” tegasnya.

Saat ini di Kabupaten Ponorogo masih terlihat antrian panjang warga untuk mendapatkan minyak goreng. Cuma yang berbeda kalau sebelumnya warga antri untuk beli minyak goreng kemasan, kini gantian minyak goreng curah.

“Sesungguhnya itu hal sederhana, tinggal dihitung saja, kebutuhan dasar berapa, jumlah penduduk berapa dan suplai dari pabrik berapa, baru kita menentukan langkah sepeti apa,” pungkasnya. (bro)

Editor :