klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Hilir Mudik Kendaraan Relawan dan Bantuan Hambat Proses Penanganan Dampak Erupsi Semeru

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
(ist)
(ist)

KLIKJATIM.Com | Jakarta – Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf. Irwan Subekti menegaskan bahwa pendangkalan dasar sungai, beredarnya hoaks, serta hilir mudik kendaraan relawan dan bantuan turut menghambat penanganan.

[irp]

“Pada kesempatan ini saya laporkan kendala di lapangan adalah pendangkalan sungai di curah kobokan desa setiap hari,” kata Irwan dalam konferensi pers Review Kejadian Bencana Bulan Desember dan Perkembangan Pascaerupsi Gunung Semeru di Jakarta, Jumat (10/12/2021) seperti dikutip suarasurabaya.net.

Dia pun menjelaskan, terjadinya pendangkalan dasar sungai disebabkan rata-rata curah hujan yang tinggi pada siang hingga sore hari. Sehingga berpotensi menyebabkan banjir.

Dengan demikian, seluruh tim pencarian dan pertolongan perlu meningkatkan kewaspadaan pada saat proses pencarian korban.

Selain pendangkalan sungai, hal lain yang menyebabkan proses penanganan menjadi terhambat adalah pasir di sekitar sungai masih berasap dan panas. Hal tersebut membuat proses pencarian yang dilakukan secara manual maupun dengan alat berat oleh Tim SAR Gabungan menjadi sangat terbatas.

“Proses pencarian secara manual oleh tim SAR maupun oleh alat berat, masih sangat terbatas. Walaupun ada indikasi, informasi yang perlu kita dalami di titik-titik tertentu yang harus kita laksanakan pencarian,” paparnya.

Lebih lanjut, dia juga menyayangkan munculnya hoaks. Seperti informasi soal penjarahan yang mengganggu informasi resmi dari petugas terkait dan memunculkan keresahan masyarakat.

Menurut Kolonel Inf. Irwan, banyaknya pengungsi yang pergi ke rumah saudara maupun keluarga di luar daerah, juga membuat pihaknya harus memperhatikan detail data-data pengungsi ke luar kota tersebut.

Kemudian banyaknya relawan maupun masyarakat yang peduli terhadap korban dan berdatangan ke lokasi terdampak bencana, diakuinya justru menghambat proses lalu lintas di daerah bencana. Hal tersebut membuat penanganan menjadi tidak maksimal dan berbahaya, karena lalu lintas menjadi lebih padat dan lokasi bencana rawan akan cuaca ekstrem.

“Kami mohon pada masyarakat bahwa sekiranya akan memberikan bantuan cukup beberapa kendaraan saja, tidak berbondong ke tempat bencana,” imbaunya. (*/nul)

Editor :