KLIKJATIM.Com | Jakarta - Pelindo menyatakan mendukung mitigasi penanganan krisis iklim, khususnya penurunan emisi karbon dan kelestarian keanekaragaman hayati. Hal ini dibuktikan dengan upaya Pelindo mengedepankan pembangunan Green Port.
[irp]
Direktur Utama (Dirut) Pelindo, Arif Suhartono menyampaikan perhatian khusus terkait Green and Smart Ports In Climate Actions tersebut melalui pemaparan bertajuk Developing Green and Smart Port Management Through Port Wastes Management. Adapun salah satu program terpenting usai merger adalah standarisasi operasi termasuk digitalisasi.
Menurutnya, digitalisasi di pelabuhan ini merupakan inisiatif yang sejalan dengan program penghijauan. Sebab penggunaan sumber daya yang lebih efisien dalam proses operasional, pengelolaan limbah yang ramah lingkungan serta waktu bongkar muat yang lebih cepat bisa mengurangi waktu tunggu kapal di pelabuhan.
“Program digitalisasi ini juga harus diikuti dengan digitalisasi para pemangku kepentingan sehingga seluruh proses bisnis menjadi lebih efisien,” ujar Arif Suhartono dalam keterangan resminya, Jumat (5/11/2021).
Program digitalisasi Pelindo mencakup hampir semua kegiatan operasional. Yaitu mulai dari seaside, terminal, line 2, di back office dan proses interaksi dengan pelanggan.
Digitalisasi dalam bisnis kepelabuhanan merupakan suatu keharusan. Karena dapat meningkatkan pelayanan kepelabuhanan dengan menjawab tantangan bisnis, serta mendukung kelestarian lingkungan melalui kegiatan operasional yang efisien dan bersih.
“Kami mengelola terminal petikemas New Priok Container Terminal One (NPCT1) di Jakarta yang terhubung langsung dengan akses tol untuk meminimalisir kemacetan lalu lintas yang berdampak pada minimnya polusi,” jelasnya.
Sedangkan di Surabaya, Pelindo mengelola Terminal Teluk Lamong, yang merupakan inisiatif Terminal Hijau Pelindo. Yakni pelabuhan dengan desain operasi ramah lingkungan.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyampaikan dalam mencapai target untuk menurunkan emisi karbon, Kementerian BUMN melakukan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan BUMN. “Kementerian BUMN memiliki target dalam rangka mengurangi emisi karbon melalui perusahaan-perusahaan BUMN yang dimiliki,” tuturnya.
Kata Pahala, Green Port Guideline merupakan salah satu upaya penting dalam mengurangi emisi karbon. Pihaknya optimistis bahwa BUMN dapat menggerakan perkembangan pada kluster-kluster industri, termasuk di dalamnya terkait dengan pengurangan emisi di Indonesia.
Dapat diketahui pada pertemuan ke-26 Conference of the Parties (CoP26) yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia, Pelindo turut serta dalam Paviliun Indonesia COP26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). (*/nul)
Editor : Redaksi