Gresik Migas Akan Usulkan Pembangunan SPBK Nelayan di Sejumlah Titik

Reporter : Abdul Aziz Qomar - klikjatim.com

Dirut Gresik Migas dan Anggota Komisi I DPRD Gresik saat dialog dengan nelayan (Dok)

KLIKJATIM.Com | Gresik — Pembangunan stasiun pengisian bahan bakar khusus (SPBK) nelayan di Gresik saat ini masih dalam tahap kajian.

Gresik Migas sebagai perusahaan daerah di bidang energi saat ini sedang mematangkan kajian strategis untuk perencanaan dan penyiapan lahan

Direktur Utama PT Gresik Migas (Perseroda), Habibullah mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah kebutuhan BBM Nelayan di Gresik untuk mengusulkan jumlah kuota, inventarisasi usulan titik SPBK, hingga jumlah nelayan di Gresik.

Setelah tahap ini selesai, Gresik Migas baru akan mengusulkan ke Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). 

“Nah yang mengeluarkan rekomendasi adalah KKP, lalu melangkah ke BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi) dan Pertamina sebagai penyedia,” ungkap dia.

Dikatakan Habib, proses persetujuan di level atas akan memakan waktu yang cukup banyak.

Tetapi karena sudah menjadi atensi Presiden saat berkunjung ke Gresik pada bulan Ramadhan lalu, pihaknya optimistis rekomendasi akan cepat keluar.

“Kami baru bisa bergerak ketika rekomendasi itu sudah keluar karena kami hanya pengelola saja,” beber dia.

Usulan titik pembangunan SPBK Nelayan pun tidak hanya di wilayah Kelurahan Lumpur saja, meski saat itu hanya Kelurahan tersebut yang dikunjungi Presiden, namun untuk sekali jalan, rencana pembangunan SPBK itu juga dicanangkan di titik lain.

Seperti Ujungpangkah satu titik, Bungah-Sidayu satu titik. 

“Lokasi pembangunan itu yang menentukan Dinas Kelautan Pemprov Jatim, karena menyangkut akses distribusi dan penunjang lainnya,” jelas Habib.

Apabila proses pembangunan SPBK ini lancar, Habib memperkirakan pada kuartal empat tahun ini sudah beroperasi, terutama di wilayah kelurahan Lumpur.

“Harusnya tahun ini sudah bisa operasi, ini masih tahap perencanaan. Tapi harus melalui tahapan-tahapan itu sampai ke tingkat pusat, semoga tidak terhambat,” tandasnya.

Sebelumnya Habib mengatakan, pendirian SPBK itu memang perlu investasi yang cukup besar. Terdapat dua sumber pendanaan yang bisa digunakan. Apakah menggunakan hibah atau given dari pemerintah pusat. Tapi yang jelas, apabila sumber pendanaan itu lancar, pendirian SPBN ini tidak butuh waktu lama.

Sementara itu, Imron seorang nelayan di Kelurahan Lumpur juga mengharapkan SPBK itu segera terealisasi. Meski sehari hanya membutuhkan 3-5 liter saja, tapi apabila terdapat SPBK akan lebih memudahkan nelayan. 

“Kalau disini terbantu solar dari kapal-kapal itu, tapi kadang sering telat. Sehingga SPBK itu juga kami harapkan,” ungkapnya. (Yud)