KLIKJATIM.Com | Jakarta — Danantara Indonesia melalui Danantara Investment Management (DIM) menandatangani Head of Agreement (HoA) bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai langkah awal percepatan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Kerja sama ini membuka peluang investasi pada proyek-proyek pembangkit listrik EBT yang dikembangkan anak usaha PLN, yakni PLN Nusantara Renewables (PLN NR) dan PLN Indonesia Power Renewables (PLN IPR).
Baca juga: Pulihkan Trauma Pascabencana, Puluhan Relawan Pegawai PLN Dampingi Warga Aceh
Sebagai sovereign fund dengan mandat ganda, Danantara Indonesia berfokus pada investasi yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghadirkan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Di tengah tantangan perubahan iklim dan kebutuhan transisi energi nasional, sektor energi terbarukan menjadi salah satu prioritas utama karena memiliki multiplier effect signifikan, mulai dari penguatan ketahanan energi, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, hingga penciptaan lapangan kerja hijau.
PLN sebagai penyedia listrik nasional juga memiliki visi yang sejalan dalam mendorong transisi menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Berbagai upaya telah dilakukan secara bertahap untuk meningkatkan kapasitas pembangkit EBT, seiring dengan target bauran energi bersih dan penurunan emisi yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa Danantara hadir sebagai institusi investasi strategis berorientasi jangka panjang. Menurutnya, kolaborasi ini berperan penting dalam mendukung swasembada energi nasional sekaligus merespons urgensi perubahan iklim.
“Danantara Indonesia berkomitmen mendukung pembangunan energi masa depan melalui investasi yang tidak hanya mengejar imbal hasil finansial, tetapi juga keberlanjutan bagi generasi mendatang. Energi baru terbarukan merupakan sektor kunci untuk menciptakan sistem energi yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan. Penandatanganan HoA ini menjadi langkah awal menjajaki kebutuhan investasi strategis guna memperkuat transformasi hijau dan ketahanan energi Indonesia,” ujar Pandu.
Baca juga: Malam Natal 2025 Terang Benderang, Dirut PLN Pastikan Pasokan Listrik Nasional Aman Terkendali
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa transisi energi membutuhkan kolaborasi lintas institusi serta dukungan pembiayaan yang kuat dan berkelanjutan.
“Transisi energi tidak bisa dijalankan sendiri. Diperlukan kolaborasi yang solid dan dukungan pembiayaan jangka panjang. Kehadiran Danantara Indonesia memperkuat langkah PLN dalam mengembangkan energi terbarukan secara lebih terstruktur, sekaligus memastikan proyek-proyek hijau dalam RUPTL berjalan tepat waktu dan memberi manfaat luas bagi masyarakat serta sistem ketenagalistrikan nasional,” ungkap Darmawan.
Dalam RUPTL 2025–2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 70 GW, dengan sekitar 76 persen bersumber dari energi terbarukan. Melalui sinergi ini, Danantara Indonesia dan PLN mengombinasikan kapabilitas investasi dengan keahlian operasional sektor ketenagalistrikan guna mendorong pencapaian target energi bersih nasional secara lebih optimal.
Baca juga: Pastikan Ibadah Tanpa Kedip, Dirut PLN Tinjau Langsung Keandalan Listrik Gereja Se-Indonesia
Pandu Sjahrir menambahkan, kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan pembiayaan, tetapi juga peran aktif dalam mengidentifikasi serta membantu mengatasi berbagai tantangan pengembangan proyek EBT. “Kami ingin memastikan pengembangan energi terbarukan berjalan terstruktur, tepat waktu, terintegrasi dengan kebutuhan sistem kelistrikan nasional, sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja hijau,” tutupnya.
Penandatanganan HoA ini menjadi tahap awal penjajakan kerja sama investasi antara Danantara Indonesia dan PLN. Detail lebih lanjut terkait bentuk serta struktur investasi akan diumumkan kemudian, sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan hasil proses uji tuntas para pihak.
Editor : Abdul Aziz Qomar