Keluarga Pasien di Jember Keluhkan Pelayanan IGD RSD Kalisat

klikjatim.com
Keluarga Muslihana saat berada di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat, Jember,

KLIKJATIM.Com | Jember - Samin, seorang warga Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Jember, meluapkan kekecewaannya terhadap pelayanan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat, Jember, Jawa Timur. Ia menuding ibu mertuanya, Muslihana, tidak mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat saat dalam kondisi darurat, yang diduga berujung pada kematian almarhum.

"Awalnya ibu tidak sadar di rumah. Saya panggil perawat sekitar pukul 2-3 dini hari. Katanya, ada kemungkinan pembuluh darah pecah dan disarankan dibawa ke rumah sakit," ungkap Samin saat dikonfirmasi usai pemakaman, Jumat (16/5/2025) malam.

Atas saran tersebut, Samin, yang juga tokoh masyarakat setempat dan akrab disapa Ustaz Samin, segera membawa ibu mertuanya ke rumah sakit. "Saat perjalanan, petugas medis yang mengantar menyarankan ke RS Bina Sehat. Tapi karena jaraknya terlalu jauh, saya bawa ke RSD Kalisat," jelasnya.

Baca juga: Tolak Kriminalisasi, 72 Advokat Kawal Pemeriksaan di Polres Jember

Menurut Samin, mereka tiba di IGD RSD Kalisat sekitar waktu subuh. "Alhamdulillah, awalnya umi (ibu) saya diterima dengan baik dan langsung dirawat oleh perawat," sambungnya.

Di IGD, lanjut Samin, sejumlah tindakan medis seperti suntik, infus, dan pemasangan oksigen dilakukan. "Tapi setelah itu, ibu saya yang dalam kondisi darurat malah seperti ditinggal. Padahal beliau tidak sadar sejak dari rumah," keluhnya.

Samin menilai ada kejanggalan karena sejak masuk IGD hingga sekitar pukul 10 pagi, tidak ada perawatan lanjutan yang signifikan maupun penjelasan detail dari pihak rumah sakit.

"Saya berinisiatif bertanya kepada perawat, katanya menunggu dokter ahli. Padahal kondisi ibu mertua saya sudah semakin parah," tuturnya. Ia juga menceritakan ucapan seorang petugas medis, "'Saya mohon pamit, ini boleh nggak saya tekan dada pasien?' Saya sudah tidak konsen melihat kondisi ibu."

Setelah tindakan tersebut, kondisi Muslihana semakin kritis hingga akhirnya meninggal dunia. "Di monitor denyut jantung awalnya ada angka 221, lalu hilang. Perawat tidak tahu, seolah tidak pernah dilihat. Baru setelah kejadian (meninggal), monitor itu dilihat," ungkap Samin dengan nada kecewa. "Kami sangat menyayangkan pelayanan ini. Seharusnya petugas medis lebih profesional."

Tanggapan Pihak RSD Kalisat

Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Perawatan RSD Kalisat, dr. Oktavia Wahyu, saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa penanganan medis telah dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), meski mengakui adanya beberapa kendala.

"Dari penelusuran kami, pasien datang sekitar pukul 4.50 WIB dalam kondisi penurunan kesadaran dan sudah mendapatkan penanganan medis," ujar dr. Oktavia. Ia membenarkan diagnosa awal mengarah pada stroke atau pendarahan organ dalam.

"Pasien langsung mendapat tindakan medis, bukan tidak diapa-apakan. Hal ini sudah kami sampaikan ke salah satu perwakilan keluarga, mungkin karena banyak, tidak semua bisa kami jelaskan satu per satu," ungkapnya.

Menurut dr. Oktavia, pasien diobservasi ketat oleh dokter ahli saraf dan telah diberikan obat tambahan. Namun, kendala utama adalah ketiadaan alat CT Scan di RSD Kalisat. "Observasi lanjutan memerlukan CT Scan untuk mengetahui kondisi medisnya secara pasti, dan alat itu tidak kami miliki, sehingga harus dilakukan di rumah sakit lain," jelasnya.

Baca juga: Hari Ibu, Perempuan Jember ini Diamankan Karena Mutilasi Bayi Yang Baru Dilahirkannya

Ia menambahkan, kondisi pasien saat itu tidak memungkinkan untuk dirujuk ("tidak transportable") guna pemeriksaan CT Scan. "Karena kondisinya dalam kegawatan, tidak bisa dibawa untuk pemeriksaan CT Scan, sampai akhirnya pasien mengalami henti jantung," terangnya.

Pihak rumah sakit, menurut dr. Oktavia, telah kembali memberikan penjelasan kepada keluarga terkait kondisi kegawatan tersebut. "Menurut teman-teman di IGD, keterangan sudah diberikan dan dijelaskan. Ada juga dari pihak keluarga yang menerima." kata dia. (ris)

Baca juga: Pemuda Asal Sukorambi Jember Ditemukan Selamat Usai 25 Hari Hilang di Hutan Pantai Malikan

Editor : Muhammad Hatta

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru