Pengamat ARCI Nilai Kinerja Bank Jatim Positif

Reporter : Abdul Aziz Qomar
Hamy Wahjunianto (Dok)

KLIKJATIM.Com | Surabaya – Kinerja manajemen Bank Jatim dinilai menunjukkan tren positif, terutama dalam aspek pertumbuhan bisnis dan langkah-langkah aksi korporasi. Hal ini disampaikan oleh Hamy Wahjunianto, pengamat ekonomi dan politik dari Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).

Menurut Hamy, pencapaian tersebut sebenarnya tidak memberikan alasan kuat untuk melakukan pergantian jajaran Direksi dan Komisaris Bank Jatim.

Baca juga: Jatimers Run To Care: Lari Sambil Berbagi untuk Lingkungan dan Kemanusiaan

“Namun dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pergantian direksi dan komisaris tidak selalu didasarkan pada kinerja korporasi. Apalagi di Bank Jatim, Gubernur memiliki kewenangan besar dalam pengambilan keputusan,” ujar Hamy, Senin (21/4/2025).

Kandidat Doktor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya itu menjelaskan bahwa indikator kinerja finansial perusahaan sangat terlihat dari langkah-langkah strategis yang diambil, seperti aksi kolektif pembelian saham oleh direksi sebagai bentuk keyakinan terhadap prospek perusahaan.

Baca juga: Konsisten Terapkan Tata Kelola, Bank Jatim Raih ARA 2024 Kategori BUMD Go Publik Keuangan

Sebagai mantan anggota DPRD Jawa Timur periode 2014–2019, Hamy juga mencermati capaian kredit yang disalurkan oleh Bank Jatim. Ia mencontohkan, pada tahun 2022, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 46,20 triliun atau naik 8,06 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Kredit Konsumer Bank Jatim Tumbuh Positif, Dorong Kinerja Perseroan di Tengah Tantangan Ekonomi
Selain itu, Bank Jatim juga aktif dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

“Bank Jatim menunjukkan kinerja yang sehat dengan mampu membagikan dividen hingga Rp816 miliar,” tambahnya.

Baca juga: Bank Jatim Membuka Kesempatan Berkarier sebagai Account Officer

Terkait isu dugaan kredit fiktif di Cabang Jakarta serta kredit macet di beberapa wilayah, Hamy menilai hal tersebut perlu dikaji secara objektif dan tidak digeneralisasi.

“Harus dilihat secara adil dan kasus per kasus. Biasanya ada evaluasi kinerja per kuartal dan per tahun yang dilakukan oleh konsultan independen. Dari situ bisa ditentukan siapa yang bertanggung jawab—apakah hanya di level kepala cabang atau menyentuh jajaran direksi,” pungkas dosen STIE YAPAN Surabaya tersebut. (qom)

Editor : Abdul Aziz Qomar

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru