Soal Lonjakan Kasus Covid-19, Wagub Emil Pastikan Faskes Milik Pemprov Jadi Penyangga Ketersediaan di Daerah

klikjatim.com

KLIKJATIM.Com | Madiun – Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Emil Elestianto Dardak memastikan fasilitas kesehatan (faskes) milik Pemprov Jatim mampu menjadi penyangga ketersediaan faskes di daerah. Untuk lonjakan kasus Covid-19 di wilayah Mataraman pun menjadi perhatian serius pemerintah provinsi (Pemprov) Jatim. Utamanya di Ngawi yang sempat berstatus zona merah dan Kota Madiun yang saat ini masuk dalam zona merah.

[irp]

Baca juga: Gubernur Khofifah Kagumi Pesona Bunga Desember, Flora Langka Kebanggaan Bondowoso Mekar Lebih Semarak

"Namun sekarang alhamdulillah, Ngawi sudah keluar dari zona merah," ujar Emil usai Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Covid-19 bersama RS Lapangan (RSL) Joglo Dungus dan RSUD dr Soedono, Kota Madiun, Rabu (30/6/2021).

Selain itu, Emil juga ingin memastikan dokter serta tenaga kesehatan (nakes) benar-benar memiliki ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup. Hal ini menyusul setelah melihat kondisi harian dan semakin bertambahnya pasien Covid-19.

"Saya ingin melihat bagaimana situasi langsung dan kita sudah meningkatkan kapasitas tempat tidur. RS Dungus sudah meningkat dari 10 dan ini sudah terisi penuh. Hari ini sekarang 24 pasien lagi nunggu di depan karena sudah penuh. Begitu pula di Rumah Sakit Lapangan juga sudah penuh," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Emil menginginkan agar RS yang ada di daerah juga ikut menjadi penyangga di wilayahnya masing-masing. Dia menyebut, RSL Joglo Dungus pun menerima sejumlah pasien rujukan dari Kota Mojokerto dan Kabupaten Lamongan.

Baca juga: Jadi Keynote Speaker Seminar 2nd ICEBEMA 2025, Wagub Emil Paparkan Keunggulan dan Kemajuan Ekonomi Jawa Timur

Sementara itu, lanjut Emil, RSUD dr. Soedono Madiun sendiri mengalami overload pasien. Sedangkan RSUD Dolopo Kabupaten Madiun tingkat keterisiannya juga masih tinggi.

"Ternyata kita lihat Bed Occupancy Rate (BOR) di beberapa rumah sakit yang justru beroperasi di tingkat kabupaten/kota ini masih ada ruang. Nah ini kita harus jaga, harus ada penyangga di wilayahnya sendiri-sendiri, kita maksimalkan," tegasnya.

Emil berharap, ketersediaan ruang maupun tempat tidur di rumah sakit tingkat kabupaten/kota dapat mensupport sistem triase menjadi lebih optimal dan maksimal. "Artinya relaksasi kita harus menyediakan spare untuk yang benar-benar kondisinya berat," tuturnya.

Baca juga: Raih Penghargaan Penyuluhan Kehutanan Terbaik I Nasional, Khofifah Apresiasi Komitmen Penyuluhan Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Keinginan itu juga sesuai dengan harapan Gubernur Khofifah, agar rumah sakit penyangga dapat melakukan relaksasi. Sehingga transfer pasien sangat dimungkinkan terjadi dengan melihat tingkat kondisi yang dialami pasien.

"Karena di sini kan tadi merawat yang medium ke yang bergejala tinggi atau bergejala berat. Nah, ini yang kita sampaikan bahwa kita ingin memastikan sistem triase ini bisa berjalan optimal, dan rujukan wilayah ini jadi penting," pungkasnya. (nul)

Editor : Redaksi

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru