KLIKJATIM.Com | Malang - Korban gempa bumi di Kabupaten Malang ditargetkan bisa berlebaran di rumah masing-masing. Ini setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memastikan pembangunan rumah terdampak gempa bermagnitudo 6,1 di bagian selatan, diselesaikan sebelum lebaran.
[irp]
Baca juga: DPRD Bojonegoro Tunda Pertemuan Dengan Kades Terkait Permasalahan di Desa Sumuraggung
Bupati Malang HM Sanusi mengatakan, pihaknya bersama seluruh jajaran sudah rapat, dan sepakat untuk segera membangun 300 rumah terdampak gempa. Dan pembangunan rumah korban gempa layak huni ini ditargetkan selesai sebelum hari raya.
Äda 300 rumah korba gempa yang akan dibangun. Rumah tersebut tersebar di 378 desa di wilayah Kabupaten Malang, akibat adanya gempa, dan yang mengalami kerusakan kategori berat. Kami menyadari diperlukan keterlibatan seluruh elemen bangsa untuk berpatisipasi dalam pembangunan desa di masa pandemi dan pemulihan desa pasca bencana,” kata Bupati HM Sanusi.
Dikatakan, pihaknya meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Malang untuk ikut aktif dalam berprestasi dalam meringankan beban masyarakat yang terdampak adanya pandemi Covid-19 dan gempa tersebut. “Kami tahu jika ada kepedulian seluruh elemen bisa bersama-sama untuk meringankan beban masyarakat itu,” tegasnya.
Baca juga: Sabtu Dini Hari, Malang Digoyang Gempa 5,2 SR
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, untuk pembangunan 300 rumah terdampak dari 955 rumah tersebut akan menggunakan dana dari donasi-donasi yang telah masuk, dan dana siap pakai dari Belanja Tidak Terduga (BTT).
“300 rumah itu yang statusnya rusak berat, itu hasil dari mapping kami ada 955 rumah yang rusak, kita petakan rumah-rumah yang benar parah ya, kurang lebih ada sekitar 300 rumah yang parah, itu yang akan kami bangun dahulu, target kami sebelum Idul Fitri selesai,” katanya.
Baca juga: Atasi Wabah PMK, Pemkab Malang Siapkan Anggaran Tak Terduga
Untuk itu, lanjut Wahyu, Pemkab Malang bekerjasama dengan TNI-Polri untuk melakukan pembangunan 300 rumah tersebut agar sebelum hari raya mereka sudah bisa menempatinya. “Untuk anggarannya kita tingkatkan, sebelumnya Rp 15 juta per rumah, sekarang menjadi maksimal Rp 25 juta per rumah dengan ukuran 6X8, kita buat lebih kokoh, agar jika ada gempa lagi tidak mudah roboh,” tukasnya. (ris)
Editor : Redaksi