KLIKJATIM.Com | Bangkalan – Pemerintah Kabupaten Bangkalan tengah menyiapkan program Satu Desa Satu Sarjana sebagai upaya memperluas sekaligus memeratakan akses pendidikan tinggi bagi anak-anak desa. Program ini dirancang untuk mulai direalisasikan pada tahun 2026 dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, menyampaikan bahwa kebijakan tersebut masih dalam tahap penggodokan, terutama terkait regulasi dan mekanisme teknis. Meski demikian, arah program sudah jelas, yakni menyasar generasi muda desa yang berprestasi maupun berasal dari keluarga kurang mampu.
“Itu memang masih dalam proses pengkodokan, akan tetapi nanti kita akan tetap membuatkan untuk menyisir adik-adik kita yang ada di masing-masing desa. Yang berprestasi, yang kurang mampu, dan sebagainya,” ujar Lukman, Senin (23/12/2025).
Dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah akan melibatkan kepala desa untuk memberikan rekomendasi calon penerima manfaat. Rekomendasi tersebut kemudian diverifikasi agar bantuan pendidikan tepat sasaran dan benar-benar menyentuh kelompok yang membutuhkan.
Menurut Lukman, program ini merupakan bagian dari strategi pemerataan pembangunan sumber daya manusia. Pemkab Bangkalan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp650 juta dari APBD untuk mendukung tahap awal pelaksanaan pada 2026. Dengan sasaran 189 desa, pemerintah menargetkan sekitar 70 persen desa dapat terakomodasi pada fase pertama.
“Ini sudah dalam rangka pemerataan. Rencananya direalisasikan 2026, sudah kita anggarkan,” tegasnya.
Ke depan, pemerintah daerah membuka peluang pengembangan program, termasuk kemungkinan dukungan hingga jenjang S2, apabila kondisi fiskal daerah memungkinkan. Selain mengandalkan APBD, Pemkab Bangkalan juga berencana membangun skema pembiayaan alternatif dengan melibatkan Baznas, sektor swasta, serta program beasiswa dari pemerintah pusat.
“Mudah-mudahan dengan skema yang lain, nanti bisa melibatkan Baznas, korporasi atau pihak swasta. Termasuk juga program-program Dikti dan Kementerian Pendidikan yang bisa kita akses melalui kebijakan pusat,” kata Lukman.
Program Satu Desa Satu Sarjana akan dijalankan melalui kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi. Universitas Trunojoyo Madura (UTM) diproyeksikan menjadi mitra utama, disusul kampus lain seperti ITS, Unair, dan Unesa. Kerja sama tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan bidang keilmuan yang dibutuhkan daerah.
“Ada beberapa yang sudah kita MOU. Nanti juga ada kerja sama khusus sesuai kebutuhan, misalnya bidang teknik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Moh. Ya’kub, menjelaskan bahwa skema bantuan pendidikan pada tahap awal akan menggunakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang ditanggung pemerintah daerah selama satu tahun. Skema ini dipilih sebagai bentuk penyesuaian terhadap postur anggaran 2026 yang mengalami pengurangan.
“Karena UKT masing-masing universitas beda-beda. Kalau UKT minta sekian, ya bisa berkurang atau bertambah. Nanti kalau ada bantuan lain, misalnya dari pusat, maka bantuan dari kita bisa lebih kecil,” jelasnya.
Melalui program ini, Pemkab Bangkalan berharap anak-anak desa memiliki peluang yang lebih luas untuk mengenyam pendidikan tinggi, sekaligus menjadi fondasi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah.
Editor : Wahyudi