KLIKJATIM.Com | Bojonegoro – Di sudut tenang Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, seorang ibu rumah tangga bernama Zulfa Nurin Hasnawati telah membuktikan bahwa kreativitas dapat membuka jalan menuju kemandirian ekonomi. Dari segulung benang dan sepasang jarum rajut, ia melahirkan karya-karya cantik yang kini tak hanya memikat pembeli lokal, tapi juga menembus pasar internasional.
Perjalanan ini bermula sederhana pada tahun 2014, ketika Zulfa pertama kali mengenal dunia rajut saat membantu tugas kerajinan sekolah anaknya.
“Awalnya cuma iseng, tapi lama-lama jadi hobi. Rasanya menenangkan saat benang demi benang berubah jadi karya,” kenangnya sambil tersenyum.
Baca Juga : Berantas Kemiskinan, Bupati Setyo Wahono Ajak ASN dan Aparatur Desa Kolaborasi Lintas Sektor di BojonegoroHobi tersebut berkembang menjadi usaha kecil. Pada tahun 2020, Zulfa mulai menerima pesanan tas rajut dari tetangga. Melihat desainnya yang unik dan rapi diminati, ia pun serius menekuni usaha ini dan menamai produknya “Lilac Rajut” sebagai simbol kelembutan dan ketekunan perempuan.
Kini, brand Lilac Rajut telah dikenal luas. Zulfa tidak hanya membuat tas, tetapi juga dompet, pouch, hingga boneka amigurumi bernilai seni tinggi. Dengan harga bervariasi antara Rp100 ribu hingga Rp250 ribu, omzet bulanannya kini mencapai lebih dari Rp3 juta.
Keberhasilan ini didukung oleh bergabungnya Zulfa dengan Asosiasi Handycraft Jatim (AHJ) Bojonegoro. Asosiasi tersebut membuka jalan baginya untuk mengikuti berbagai event dan pameran besar, mulai dari Car Free Day (CFD), Pekan Batik Bojonegoro, INACRAFT di Jakarta Convention Center (JCC), Jatim Fest di Surabaya, bahkan hingga pameran di Dubai pada tahun 2023.
Baca Juga : Ansor Bojonegoro Kecam Framing Negatif Trans7 terhadap Ulama dan Pesantren“Alhamdulillah, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro banyak membantu. Saya difasilitasi ikut pameran, pelatihan, bahkan urusan perizinan seperti NIB dan merk Lilac Rajut,” ujarnya.
Zulfa juga mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas, termasuk dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Bojonegoro, di mana ia belajar memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat konten promosi di media sosial.
“Pelatihan konten kreator itu sangat bermanfaat. Saya jadi tahu cara membuat foto produk yang bagus dan promosi lewat internet. Sekarang penjualan juga meningkat,” tambahnya penuh semangat.
Baca Juga : Lomba Cerdas Sehat PKK Bojonegoro 2025, Cantika Wahono: Ibu Bahagia, Keluarga Pun BerdayaBagi Zulfa, rajut bukan sekadar usaha, melainkan sarana berbagi. Ia berencana membuka lapangan kerja bagi ibu-ibu rumah tangga di lingkungannya agar dapat ikut berpenghasilan dan mandiri.
“Harapannya, produk Lilac Rajut makin dikenal luas, dan saya bisa bantu ibu-ibu sekitar supaya ikut mandiri,” tuturnya.
Perjalanan Zulfa menjadi bukti bahwa kreativitas dan ketekunan dapat menembus batas, membawa nama Bojonegoro melanglang ke dunia, satu rajutan demi satu rajutan. (yud)
Editor : M Nur Afifullah