klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

PLN dan TNI AL Hadirkan Listrik Dermaga untuk Perkuat Armada Laut dan Kurangi Emisi

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Jakarta – PLN dan TNI Angkatan Laut (TNI AL) resmi menjalin kerja sama penyediaan onshore electric connection di Dermaga Koarmada II Surabaya. Dengan layanan ini, kapal perang yang bersandar tak lagi mengandalkan genset berbahan bakar minyak, melainkan terhubung langsung ke jaringan listrik PLN.

Inovasi ini bukan hanya mendukung efisiensi biaya operasional, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon. Perhitungan menunjukkan, penggunaan listrik PLN mampu memangkas biaya hingga 56% per kapal dibandingkan dengan genset solar.

Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto, menegaskan kerja sama ini memiliki nilai strategis.

“Pemanfaatan listrik PLN di Dermaga Koarmada II adalah langkah tepat untuk efisiensi anggaran, pengurangan beban logistik, serta mendukung aspek lingkungan. Ini juga selaras dengan upaya memperkuat pertahanan maritim Indonesia,” ujarnya dalam penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara TNI AL dan PLN di Mabes TNI AL, Jakarta Timur, Rabu (17/9/2025).

Koarmada II merupakan kekuatan strategis TNI AL yang kini diperkuat dengan hadirnya kapal frigate terbesar di Asia Tenggara, KRI Brawijaya-320. Kapal modern dengan kebutuhan energi tinggi ini memerlukan pasokan listrik stabil, efisien, dan ramah lingkungan—yang kini dijawab oleh PLN.

Baca juga: Khofifah Ajak Bupati/Wali Kota Perkuat Sinergi Hadirkan Zona KHAS
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut layanan ini sebagai simbol sinergi antara BUMN dan sektor pertahanan.

“PLN tidak hanya hadir bagi masyarakat dan dunia usaha, tetapi juga mendukung kedaulatan maritim Indonesia melalui elektrifikasi dermaga. Ini adalah lompatan penting dalam diversifikasi layanan kami,” katanya.

Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menambahkan bahwa PLN memberikan penyesuaian teknis khusus untuk kebutuhan kapal perang.

“Jika pelanggan rumah tangga menggunakan 220 Volt dengan frekuensi 50 Hz, maka kapal perang membutuhkan daya 1.500 kW, tegangan 690 Volt, dan frekuensi 60 Hz. PLN menyiapkan infrastruktur khusus untuk menjawab kebutuhan ini,” jelasnya.

PLN berharap kolaborasi ini menjadi pijakan elektrifikasi maritim yang lebih luas, sejalan dengan roadmap transisi energi menuju Net Zero Emissions 2060 atau lebih cepat.

“Kerja sama ini tidak hanya memperkuat pertahanan laut, tetapi juga menjadi fondasi kolaborasi energi bersih di masa depan,” tutup Adi. (qom)

Editor :