klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Warga Ponorogo Swadaya Bangun Jembatan Bambu, Kondisi Memprihatinkan

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Ponorogo - Jembatan reot penghubung Desa Sendang dan Gedangan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo rupanya hasil swadaya. Pasalnya, jika tidak ada jembatan, warga harus memutar selama 3 jam untuk menuju kedua desa.

Jembatan yang diberi nama Dung Mojo ini telah dicanangkan warga sejak tahun 2021. Pembiayaannya didapat dari donasi para donatur, baik dari warga kedua desa maupun dari luar kota.

Donasi jembatan itu telah terkumpul Rp 120 juta. Uang itu telah digunakan untuk membuat landasan cor jembatan sebanyak 7 tiang. Kini, pembangunan jembatan terhenti karena kehabisan dana.

Rencananya, jembatan ini bakal dibangun dengan panjang 40 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 4 meter

Pantaun di lokasi, kondisi jembatan hanya ditumpangi bambu untuk akses warga ke sawah maupun ke pasar. Warga yang melintas dengan berjalan kaki pun harus ekstra hati-hati. Jika salah langkah, penggunanya bisa terjun ke sungai.

"Warga secara sukarela bergotong royong membangun landasan cor jembatan tanpa dibayar," ujar Ketua Panitia Pembangunan Nur Wanto, Rabu (23/3/2022).

Dia mengaku, jembatan ini sangat urgen, karena satu-satunya penghubung antara Desa Sendang dan Gedangan. Tapi sekarang belum layak dilintasi karena belum jadi.

Kepala Desa Gedangan, Paijo menjelaskan bahwa warga sepakat membangun jembatan ini untuk akses yang cepat menuju kedua desa.

Paijo pun menyadari bahaya yang mengintai warga saat nekat melintasi jembatan yang belum jadi ini. Sebab, jembatan itu hanya ditumpangi bambu.

"Harapannya ada perhatian khusus dari Pemkab maupun Pemprov untuk membantu beban masyarakat seperti ini," pungkasnya.

Sebelumnya, Warga Desa Sendang dan Desa Gedangan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, terpaksa menantang maut. Sebab dalam menjalankan aktivitas setiap harinya, mereka harus melewati jembatan bambu. Jembatan tersebut merupakan jalan pintas yang menghubungkan kedua desa. Bila tak melewati jembatan, warga harus memutar dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. (bro)

Editor :