KLIKJATIM.Com I Pasuruan - Realisasi program Hibah Jalan Daerah (PHJD) senilai Rp 15 miliar di Jalan Wisata Tosari-Ngadiwono menyisakan masalah. Warga mengeluhkan drainase menjadi dangkal yang memicu longsor. "Kami menerima laporan dari pihak warga, kalau dampak pembangunan tersebut membuat drainase di tepi jalan tak optimal," ungkap sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan Muhammad Zaini, saat sidak , Kamis (17/12/2020) siang.
[irp]
Zaini menjelaskan, pembangunan jalan PHJD memicu timbunan lumpur di drainase setempat. Aliran air drainase menjadi tidak lancar. "Material-material pembangunan, terbuang di drainase," timpalnya.
Bukan hanya itu yang dipersoalkan. Ketebalan jalan tersebut juga dinilainya kurang. "Baik hotmix ataupun cornya kurang tebal," imbuhnya yang tak menyebut ketebalan yang dimaksud.
Ia berharap, ada tindakan dari instansi terkait. Selain pengawasan juga pembenahan. "Kami mendesak agar ada penanganan," beber dia.
Sekretaris Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Eko Bagus mengatakan, pembangunan jalan wisata itu dinilainya sudah sesuai. Baik ketebalan cornya ataupun hotmixnya. "Ketebalan cornya, rata-rata 10 cm sampai 15 cm. Sementara untuk hotmix, 4 cm," jelasnya.
Sementara, berkaitan dengan drainase, ia memandang bukan dampak dari pembangunan jalan. Apalagi, pihak pelaksana juga telah melakukan pendalaman. "Karena memang dampak hujan. Apalagi, jadi pemicu longsor.
Karena kawasan setempat, memang sudah menjadi daerah rentan longsor, sejak sebelum dibangun," nilainya. (rtn)
Editor : Redaksi