Bakul Pecel Lele dan Sate Putuskan Tidak Mudik

Reporter : Redaksi - klikjatim

Seorang pedagang menggoreng ayam di salah satu warung makan khas Lamongan, Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

KLIKJATIM.Com | Lamongan – Para pedagang nasi pecel lele, soto ayam dan sate Lamongan yang berada di luar Jawa Timur sepakat tidak pulang kampung atau mudik tahun ini. Bupati Lamongan, Fadeli mewakili asosiasi pedagang pecel lele menyatakan, pedagang pecel lele dan sate yang berada di luar provinsi Jatim sepakat untuk tidak pulang kampung saat lebaran dan sepakat tetap tinggal di daerahnya masing – masing.

[irp]

“Alhamdulillah asosiasi pedagang Lamongan yang berada di luar provinsi Jatim sepakat tidak mudik sampai pandemi atau virus corona ini selesai,” kata Fadeli.

Dikartakan, para perantau tersebut mayoritas berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL). Seperti berjualan Pecel Lele, Tahu Campur dan beragam makanan lainnya. Namun, hampir 80 persen penjual Pecel Lele, khususnya di Jakarta adalah orang Lamongan. “Kami terus mengimbau pada mereka (perantau dari Lamongan, red) agar tidak mudik Lebaran. Kalau mudik nanti malah repot,” ujarnya.

Saat ini, omset PKL yang ada di Jakarta mengalami penurunan. Ini merupakan imbas dari kebijakan social distancing dari pemerintah. Sehingga, jalanan menjadi sepi. Akibatnya, tidak ada yang mampir di PKL.”Sekarang PKL, utamanya Pecel Lele jualannya via online. Hampir 20 persen penjual Pecel Lele penjualannya online. Semoga ke depan penjualan online ini terus naik,” katanya.

[irp] Meski sudah diimbau agar tidak mudik, Fadeli mengaku saat ini ada sekitar 900 perantau sudah pulang ke Lamongan. Setibanya di kampung halaman, mereka langsung menjalani cek kesehatan. Hasilnya, tidak ada satupun yang berstatus positif Covid-19. “Saat ini statusnya masih ODR (orang dalam resiko, red). Mudah-mudahan tidak ada yang positif,” tandasnya.

Ketua Asosiasi Penjual Sate Madura, Maksum juga menyebut bahwa, penjual sate Madura yang ada di seluruh Indonesia tidak ada yang mudik Lebaran. Hal ini dikarenakan mudik Lebaran tidak menjadi tradisi warga Madura. Sebaliknya, tradisi mudik terjadi pada Idul Adha. “Kami berharap agar saat atau sebelum Idul Adha virus corona sudah tidak ada,” tandasnya