KLIKJATIM.Com | Bekasi - PT Bogasari kembali menggelar Bogasari SME (Small Medium Enterprise) Award yang ke-15. Acara penganugerahan ini dilangsungkan di Bekasi pada Rabu (10/12/2025), setelah melalui tahapan penjurian yang intensif di Bandung. Bogasari SME Award 2025 kali ini mengusung tema “Level Up UKM: Inovasi dan Digitalisasi untuk Bisnis yang Kokoh”.
Sebanyak 10 UKM berbahan dasar tepung terigu berhasil menjadi finalis, dengan tiga di antaranya dinobatkan sebagai juara untuk kategori inovasi bisnis dan melek digital. Para juara tersebut adalah Papa Cookies dari Sragen (Juara 1), Home Made Bakery dari Jakarta (Juara 2), dan Sarimadu Bakery dari Samarinda (Juara 3).
Baca juga: Realisasi Pupuk Bersubsidi di Bojonegoro Capai Nyaris 100%, NPK Phonska Memimpin
Vice President Marketing Bogasari, Budi Hartono, menjelaskan bahwa total ada 119 UKM yang mendaftar, tersebar dari 37 kabupaten dan 32 kota di 19 provinsi. Mayoritas produk peserta didominasi oleh roti dan pastry (56,3%), disusul jajanan pasar, mi, hingga cake dan kue kering.
“Penghargaan Bogasari SME Award 2025 adalah apresiasi tertinggi Bogasari serta komitmen dalam membangun ekosistem UMKM berbasis terigu. Kami menghadirkan konsep penyaringan berlapis agar benar-benar menemukan UKM yang tidak hanya kuat secara operasional, namun juga punya visi digitalisasi dan inovasi jangka panjang,” ucap Budi Hartono.
Penilaian melibatkan tim internal Bogasari dan dewan juri eksternal yang terdiri dari para ahli, termasuk Direktur Konten Digital Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti, Founder Adaptable Consulting Rama Syahid, Celebrity Chef Jenny Hendrawati, dan Juri Spesial Direktur Kuliner Kemenparekraf Andy Ruswar.
Ada tujuh kriteria penilaian ketat, mencakup Product Quality & Uniqueness, Digital Presence & Branding, hingga Growth Potential & Business Feasibility. Penilaian akhir dilakukan melalui presentasi langsung di hadapan dewan juri.
Menurut dewan juri, Papa Cookies meraih Juara 1 karena memiliki keunggulan yang paling merata di semua aspek. Keunggulan tersebut meliputi inovasi produk yang kuat, branding dan digital presence yang konsisten, pengemasan profesional yang berorientasi ekspor/retail modern, serta pemahaman pasar dan strategi ekspansi yang matang dan terukur.
Rama Syahid dari dewan juri mengaku terkesan dengan para peserta. “Papa Cookies ini menunjukkan keseimbangan antara inovasi, digitalisasi, dan kekuatan fondasi bisnis,” ungkapnya.
Papa Cookies didirikan oleh Eriyanto dan istrinya, Lilis Ismiansih, setelah Eriyanto meninggalkan dunia perbankan. Berawal dari modal Rp100 ribu dan pelatihan di Bogasari Baking Center (BBC) Yogyakarta, usaha ini kini berkembang menjadi raksasa bakeri dengan 211 cabang di berbagai daerah.
"Terima kasih Bogasari, sampai saat ini masih peduli akan perkembangan UKM di Indonesia," ujar Eriyanto Eko Purnomo.
Juara 2, Home Made Bakery, didirikan Darwin Sofjan pada tahun 1992. Sebelum memulai produksi, Darwin sempat belajar roti dan pemasaran di Singapura, Jepang, dan Taiwan. Usaha roti rumahan ini kini telah memiliki sekitar 31 outlet di Jakarta dan sekitarnya.
Sementara itu, Juara 3 Sari Madu Bakery dari Samarinda memiliki kisah bangkit dari kebangkrutan bisnis elektronik. Pemiliknya, Ricky Leonardo dan Khalimatu Sadiah, memulai usaha roti pada tahun 2017 dengan sisa uang sekitar Rp70 juta.
"Alhamdulillah, pas pembangunan infrastruktur IKN di Kalimantan, kita mendapat banyak orderan dan bisa membuat Sari Madu Bakery meningkat pesat. Enam bulan lalu utang sudah terbayar lunas," ungkap Khalimatu Sadiah.
Selain tiga juara, tujuh UKM lainnya juga menjadi nominator, termasuk Pride Chicken (Bandung), Choco Bakery (Medan), dan Roti Gembong Gedhe (Jawa Tengah). Para pemenang dan nominator berhak mendapatkan hadiah edutrip ke luar negeri dan kesempatan promosi usaha dari Bogasari.
Editor : Fatih