KlIKJATIM.Com | Sampang - Bantuan dropping air bersih untuk 95 desa yang terdampak kekeringan di Kabupaten Sampang, Madura, mengalami pemotongan signifikan tahun ini. Keterbatasan anggaran menyebabkan setiap desa hanya akan menerima dua tangki air, berkurang drastis dari kuota sebelumnya yang mencapai empat tangki.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman, menjelaskan bahwa pemangkasan ini disebabkan oleh anggaran yang disetujui hanya sebesar Rp75 juta dari usulan awal Rp150 juta.
"Jadi dropping yang bisa dilakukan otomatis berkurang, dari empat tangki per desa menjadi dua tangki," kata Fajar, Rabu (9/10/2025).
Baca Juga : Resmikan Dapur MBG di Jrengik, Bupati Sampang Pesan Jaga Kualitas MakananFajar menambahkan, bantuan ini akan diprioritaskan untuk 77 desa yang masuk kategori kekeringan kritis, sementara sisanya yang berjumlah 18 desa akan disalurkan sesuai kebutuhan.
Baca juga: Bocor Saat Hujan dan Timbulkan Bau Tak Sedap, Pasar Srimangunan Sampang Dikeluhkan Warga
"Pengurangan ini memang cukup berdampak, apalagi banyak desa yang sangat bergantung pada dropping. Namun kami tetap akan mengupayakan agar kebutuhan paling mendesak bisa tertangani," jelasnya.
Baca juga: Dukung Kepastian Hak Tanah, Kantah ATR/BPN Tulungagung Gelar Gemapatas di Desa Gesikan
Meskipun anggaran tahun 2025 terbatas, Fajar memastikan bahwa penanganan kekeringan pada tahun 2026 akan lebih terjamin. Kebutuhan dropping air bersih sudah dimasukkan dalam APBD 2026, sehingga tidak lagi bergantung pada Belanja Tidak Terduga (BTT) atau Perubahan APBD (P-APBD).
Baca Juga : Lima Situs di Sampang Direkomendasikan Jadi Cagar BudayaSebagai informasi, musim kemarau 2025 telah menyebabkan kekeringan di 95 desa yang tersebar di 14 kecamatan di Sampang. Dari jumlah tersebut, 77 desa dikategorikan kritis, enam desa kekeringan langka, dan 12 desa langka terbatas. (yud)
Editor : fadil