BOJONEGORO | KLIKJATIM.COM - Cantika Wahono, istri Bupati Bojonegoro Setyo Wahono yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, mengunjungi kebun melon milik Yayasan Kabel Wahid Indonesia di Desa Sukorejo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro.
Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan terhadap kemandirian dan inovasi masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal.
Baca juga: Pemkab Bojonegoro Serius Tangani Stunting, Cantika Wahono Salurkan Bantuan Gizi di Kecamatan Malo
Kebun melon tersebut merupakan pionir dalam menggabungkan konsep pertanian, pendidikan, dan pariwisata melalui pendekatan edufarm. Program ini tak hanya fokus pada hasil panen, tetapi juga mengedukasi anak-anak dan generasi muda mengenai proses budidaya pertanian sejak dini.
“Secara tidak langsung kita memberikan pembelajaran dari hal sederhana, namun dengan cara yang sederhana ini dapat mengena di kalangan anak-anak,” ujar Cantika Wahono pada Rabu (16/4/2025).
Baca Juga :Ia menjelaskan bahwa pendekatan edufarm membuka peluang bagi generasi muda untuk belajar langsung dari alam, mulai dari proses menanam hingga memanen. Menurutnya, konsep ini juga mampu menanamkan nilai produktivitas sejak usia dini.Pemkab Bojonegoro Ajukan Penambahan Alokasi Pupuk Subsidi 2025 ke Kementan
“Selain memberi edukasi, kegiatan ini bisa dikolaborasikan dengan sektor wisata edukasi, membuka peluang kunjungan dari masyarakat luar yang ingin membeli hasil panen maupun belajar proses budidaya secara langsung,” tambahnya.
Baca juga: Dinas Pertanian Tantang DPRD Adu Data Soal Lahan Pertanian di Bojonegoro
Cantika berharap bahwa model seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam membangun ekonomi berbasis potensi lokal. “Sehingga dengan adanya hal tersebut dapat membangun ekonomi kemandirian warga,” tuturnya penuh harap.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Zainal Fanani, mengatakan bahwa Kecamatan Malo memiliki potensi besar dalam pengembangan buah-buahan premium. Saat ini, pihaknya tengah fokus mengembangkan tiga varietas unggulan melon bernilai jual tinggi.
“Varietas yang sedang dikembangkan antara lain Sweethami dari Belanda, Fujisawa dari Jepang, dan Etanon. Semua termasuk kategori melon premium,” jelas Zainal Fanani.
Baca juga: Dinas Pertanian Belum Lengkapi Laporan Luas Lahan di Bojonegoro
Ia berharap kehadiran kebun edufarm ini dapat menjadi motivasi bagi petani lainnya. “Semoga para petani lain dapat terinspirasi untuk belajar pengembangan buah melon yang ada di Malo ini,” imbuhnya.
Suryanto, Ketua Yayasan Kabel Wahid Indonesia, menyambut baik kunjungan dan dukungan dari pemerintah daerah. “Agar para pemuda ikut tergugah dan bersemangat belajar pengembangan buah melon, yang nantinya akan menambah tempat wisata dalam kegiatan Medhayoh Bojonegoro,” pungkasnya. (fif/fiq)
Editor : M Nur Afifullah