KLIKJATIM.Com | Gresik – Proyek ekspansi atau penambahan kapasitas produksi pabrik pemurnian tembaga PT Smelting yang baru saja diresmikan Presiden RI Joko Widodo ternyata menyedot biaya cukup besar. Tak kurang dari Rp3,7 triliun dikeluarkan PT Freeport Indonesia untuk membiayai proyek tersebut.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menjabarkan, nilai ekspansi tersebut sepenuhnya ditanggung PT Freeport Indonesia. Dengan demikian kepemilikan saham PTFI di PT Smelting juga meningkat dari 39,5 persen menjadi lebih dari 60 persen.
"Ekspansi PT Smelting ini merupakan langkah strategis untuk mendukung upaya pemerintah
Baca juga: Bejat! Ayah di Gresik Cabuli Anak Kandung Selama Empat Tahun, Akhirnya Ditangkap Polisi
meningkatkan nilai tambah melalui kebijakan hilirisasi tambang di Indonesia," tutur Tony melalui keterangan tertulis yang diterima Klikjatim.com.
Dijelaskan, berkat ekspansi ini kapasitas produksi PT Smelting meningkat menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun, dari sebelumnya 1 juta ton. Bila digabung dengan smelter kedua PT Freeport Indonesia di JIIPE nanti, maka PTFI akan mampu memurnikan seluruh hasil produksi tambang sebanyak 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun di dalam negeri.
"Hal ini juga sekaligus memenuhi mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) terkait pembangunan smelter," ujar Tony Wenas.
Baca juga: Presiden Joko Widodo Resmikan Ekspansi Pabrik PT Smelting, Smelter Pertama PTFI di Gresik
Baca juga: PT Smelting Gelar Aksi Donor Darah, 150 Karyawan Antusias Berpartisipasi
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Smelting Hideya Sato mengungkapkan bahwa proyek ekspansi ini merupakan proyek ekspansi keempat PT Smelting sejak didirikan pada tahun 1996, hal ini merupakan babak baru dalam sejarah pertumbuhan PT Smelting.
"Dengan rampungnya pembangunan konstruksi pabrik baru, kami akan beralih ke mode produksi penuh pada awal tahun depan dengan memproses rata-rata 1,3 juta metrik ton konsentrat tembaga kering per tahun dan memproduksi 342.000 metrik ton katoda tembaga," ungkap Hideya.
Sejak 1998, PT Smelting telah beroperasi dan merupakan wujud upaya PTFI dalam mendukung strategi kebijakan hilirisasi nasional dan menciptakan nilai tambah ekonomi dalam negeri.
Baca juga: Tak Masuk Akal! Kasur dan Dipan Dibuang ke Selokan di Tengah Kota Gresik
Sebagai informasi, saat ini PTFI juga tengah merampungkan pembangunan Smelter kedua di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik.
Per akhir November 2023, progres konstruksi smelter PTFI mencapai 83 persen. Kami optimis konstruksi fisik akan selesai di akhir Desember 2023, dan mulai tahap pre-commissioning serta commissioning pada Januari hingga Mei 2024. Operasi smelter kedua PTFI akan mencapai kapasitas penuh di akhir Desember 2024. (qom)
Editor : Abdul Aziz Qomar