KLIKJATIM.Com I Lumajang - Ratusan siswa korban bencana Semeru harus belajar bergantian di tenda darurat. Sebab, sekolah mereka rusak dan tidak bisa difungsikan.
[irp]
Baca juga: Jelang Nataru 2026, Pemkab Lamongan Gelar HLM untuk Perkuat Sinergi Pengendalian Inflasi
Ada sekitar 100 siswa yang harus belajar dengan fasilitas seadanya. Mereka berasal dari tiga sekolah, yakni SDN Supiturang 3, SDN Sumberwuluh 2 dan SDN Sumbermujur 1.
SDN Sumberwuluh 2 dan SDN Supiturang 3 mengalami kerusakan pasca bencana Semeru. Sementara SDN Sumbermujur 1, sekolahnya digunakan sebagai pos pengungsian korban.
Siswa-siswi ini belajar jadi satu di tenda, tanpa penyekatan. Mereka juga mengenakan alas seadanya, dan membawa meja sendiri.Wiko Bagus, Guru SDN Supiturang 3 menyebut, ada 2 siswanya yang meninggal dunia pasca erupsi Semeru.
Baca juga: Pemkab Bangkalan Bangun Sekolah Berpikir Kritis Lewat Program Pelatihan Deep Learning
“Yang 2 meninggal. Siswa kelas 1 sama kelas 5,” jelasnya.
Wiko kemudian mengatakan, selain korban jiwa, belasan siswanya juga mengalami luka-luka dan mendapat perawatan. Siswa yang selamat kemudian sekolah seperti biasa.
Ada 2 tenda darurat untuk belajar. Yakni di Sumbermujur dan Balai Desa Penanggal. Selain itu, ada juga yang belajar di teras rumah warga.
Baca juga: Perluas Jangkauan Penerima Manfaat, Dapur MBG Yayasan Barisan Garuda Muda di Sreseh Resmi Diresmikan
“Suaranya kurang nyampek ke belakang. Lebih enak di kelas. Semoga cepat selesai, biar anak-anak bisa belajar di kelas,” kata Intan Purnama. (*)
Editor : Redaksi