KLIKJATIM.Com | Banyuwangi - Sektor pariwisata menjadi salah satu instrumen yang disiapkan Pemkab Banyuwangi untuk memulihkan ekonomi setelah terpukul dampak pandemi Covid-19. Beberapa strategi pun terus dimatangkan sambil diiringi dengan optimisme vaksinasi akan sukses dilakukan.
[irp]
”Tahun 2021 harus optimistis. Kita yakin pemerintah pusat bersama para ilmuwan telah menyiapkan vaksinasi terbaik untuk warga, sehingga pemulihan ekonomi bisa berjalan cepat tahun depan. Di Banyuwangi, pariwisata menjadi salah satu instrumen pemulihan ekonomi bersama pertanian dan UMKM,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Senin (28/12/2020).
Beberapa strategi telah disiapkan oleh Banyuwangi yang dikenal dengan destinasi Kawah Ijen untuk menyongsong pemulihan pariwisata. Pertama, terus meningkatkan kualitas layanan berbasis CHSE (cleanliness/kebersihan, health/kesehatan, safety/keamanan, dan environment/ramah lingkungan).
”Berwisata kini bukan hanya soal urusan bersenang-senang. Tapi di era pandemi dan nantinya seusai vaksinasi, berwisata tetap harus berorientasi kesehatan, wisata yang bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Banyuwangi punya banyak keunggulan terkait itu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Anas, Banyuwangi juga telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO untuk Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Wisata Alam Kawah Ijen. Kemudian hal itu dinamai dengan Cagar Alam Blambangan.
Banyuwangi juga mengisi Laporan Perubahan Iklim yang dinilai oleh lembaga independen dunia, Carbon Disclosure Project (CDP) berpusat di Inggris. Hasilnya, Banyuwangi mendapat skor C. Yaitu dinilai memiliki kesadaran perubahan iklim, memahami isu perubahan iklim dan dampak yang dihasilkan. Dengan skor tersebut Banyuwangi berada dalam posisi yang sama dengan kota lain di Asia Tenggara dan global dalam hal mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Strategi kedua, masih kata Anas, adalah memacu outdoor tourism yang akan semakin memperkuat aspek CHSE. Outdoor tourism menjadi pilihan bagi pariwisata sehat.
Menurutnya, pengembangan pariwisata ke depan tetap harus berorientasi pada masyarakat lokal. "Pelaku dan tenaga kerjanya harus lokal, juga harus berbasis atraksi seni budaya lokal. Artinya, outdoor tourism bisa dipadukan dengan seni-budaya lokal,” tegas Anas. (nul)
Editor : Apriliana Devitasari