klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Pokmas Pegang Kendali Rp24 Miliar, Mampukah Program Permakanan Sumenep Tepat Sasaran?

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
BANTUAN. Seorang petugas menyerahkan paket makanan bergizi kepada lansia penerima manfaat program permakanan. (Istimewa/KLIKJATIM.Com)
BANTUAN. Seorang petugas menyerahkan paket makanan bergizi kepada lansia penerima manfaat program permakanan. (Istimewa/KLIKJATIM.Com)

KLIKJATIM.Com | Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, kembali menggulirkan program permakanan bagi kelompok rentan, khususnya lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas.

Tahun 2025, program ini dialokasikan dengan anggaran yang cukup besar, mencapai Rp24 miliar, melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep.

Program ini sepenuhnya diserahkan kepada Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang berada di hampir seluruh kecamatan sebagai pelaksana utama. Satu-satunya wilayah yang belum terjangkau adalah Kecamatan Masalembu karena kendala geografis dan akses logistik.

Baca Juga : Bantuan Tahap Ketiga, Baznas Sumenep Kucurkan Bantuan Rp308 Juta untuk Pemulihan Rumah Warga Korban Gempa
Kepala Dinsos P3A Sumenep, Mustangin, menjelaskan bahwa mekanisme penyaluran melalui pokmas dipilih karena dinilai lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran.

“Pokmas menjadi pelaksana utama program ini. Mereka yang memasak, menyiapkan, dan mengantarkan makanan setiap hari kepada para penerima manfaat di wilayah masing-masing,” ujar Mustangin, Kamis (23/10).

Setiap lansia dan penyandang disabilitas menerima jatah dua kali makan dalam sehari, dengan menu bergizi yang disesuaikan kebutuhan usia lanjut. Alokasi bantuan harian senilai Rp31 ribu per hari ditambah Rp1.000 sebagai biaya antar.

Baca Juga : Proyek Pendidikan Rp29 Miliar di Sumenep Terancam Molor, Aktivis Desak Audit
Mustangin menegaskan, program ini bukan sekadar pemenuhan gizi, melainkan simbol kepedulian dan upaya menjaga martabat para penerima manfaat yang telah berjasa di masa lalu. “Program ini bukan hanya soal makanan. Ini tentang menjaga martabat dan perhatian kepada mereka yang membutuhkan,” katanya.

Hingga saat ini, program tersebut telah menjangkau sekitar 2.627 penerima manfaat di berbagai kecamatan. Dari total anggaran tahunan, sekitar Rp2,44 miliar dialokasikan untuk operasional dan distribusi.

“Kelompok masyarakat yang ada di desa lebih tahu siapa yang benar-benar membutuhkan. Karena itu, mereka menjadi ujung tombak keberhasilan program ini,” jelas Mustangin.

Baca Juga : Aksi Maling Tabung Gas di Kalianget Sumenep Gagal Total, Polisi Gerak Cepat Amankan Pelaku
Program permakanan ini, yang diluncurkan pertama kali pada 2023 dengan anggaran awal Rp350 juta, terus menunjukkan peningkatan signifikan dari segi cakupan maupun anggaran. Selain meningkatkan gizi lansia dan disabilitas, inisiatif ini juga turut menggerakkan ekonomi lokal, terutama bagi usaha katering rumahan yang terlibat dalam penyediaan makanan.

“Melalui program ini, kami ingin memastikan tidak ada satu pun lansia di Sumenep yang hidup tanpa perhatian. Pemerintah harus hadir, karena mereka adalah bagian dari sejarah daerah ini,” pungkas Mustangin. (yud) 

Editor :