klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

SPTP Pastikan Layanan Terminal Peti Kemas Tidak Terganggu

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
SPTP telah mennyiapkan skenario apabila terjadi kedatangan kapal secara bersamaan seperti keberadaan TPS Surabaya dan Teluk Lamong akan saling melengkapi.
SPTP telah mennyiapkan skenario apabila terjadi kedatangan kapal secara bersamaan seperti keberadaan TPS Surabaya dan Teluk Lamong akan saling melengkapi.

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Kebijakan lockdown yang diberlakukan pemerintah Cina untuk mengantisipasi meluasnya Covid-19 memberi dampak besar bagi lalu lintas kapal. Imbasnya adalah antrean kapal menjadi lebih lama dan berpotensi menyebabkan kenaikan biaya ocean freight.

Namun masalah antrean kapal imbas dari Cina tidak terjadi di beberapa pelabuhan di Indonesia. Sejumlah pelabuhan internasional yang dikelola PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), terpantau lancar hingga Jumat (18/3/2022).

Sebut saja Terminal Peti Kemas II Internasional IPC TPK Tanjung Priok, Teluk Lamong, TPS Surabaya, Terminal Peti Kemas Semarang dan Terminal Peti Kemas Belawan. Beberapa terminal peti kemas tersebut aktivitas keluar masuk kapal masih terpantau lancar tanpa ada antrean panjang yang mengarah pada kongesti.

Corporate Communication SPTP Suryo Khasabu mengatakan bahwa antrean kapal pada sejumlah pelabuhan di China disebut-sebut berdampak pada keterlambatan sejumlah kapal peti kemas ke berbagai negara tujuan termasuk Indonesia. Kapal-kapal tersebut sebelumnya telah memiliki jadwal kedatangan di masing-masing terminal yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari.

Keterlambatan kapal berkisar antara 2-4 hari dari jadwal kedatangan sebelumnya. Akibat keterlambatan tersebut, sejumlah kapal harus menyesuaikan dengan aktivitas bongkar muat di terminal tujuan.

“Bahkan ada beberapa kapal yang datang bersamaan, seperti yang terjadi di Terminal Petikemas Surabaya, setidaknya ada empat kapal yang sandar dalam waktu hampir bersamaan,” katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (18/3/2022).

Melihat kondisi itu, SPTP telah mennyiapkan skenario apabila terjadi kedatangan kapal secara bersamaan. Di Surabaya misalnya, keberadaan TPS Surabaya dan Teluk Lamong akan saling melengkapi.

Apabila salah satu terminal tengah penuh melayani pelanggan, maka terminal lain dapat memberikan pelayanan jika diperlukan. Sementara di IPC TPK Tanjung Priok, terdapat lima dermaga yang bisa melayani kegiatan kapal peti kemas internasional.

“Kami terus memantau isu antrean kapal dan berkomunikasi secara intensif dengan para pengguna jasa. Harapan kami antrean kapal yang mengarah pada kongesti tidak terjadi di terminal peti kemas yang kami Kelola,” Suryo menambahkan.

Di sisi lain, Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur Isdarmawan Asrikan menyebut pandemi Covid-19 memicu kenaikan tarif ocean freight berkisar antara 300 hingga 800 persen. Nilai tergantung pada negara tujuan.

Untuk tujuan ke Amerika Serikat misalnya, tarif ocean freight kurang lebih USD16.500- USD 20.000, untuk peti kemas ukuran 40 kaki. Sementara peti kemas ukuran 20 kaki tarif berada pada rentang USD14.000-USD17.000.

“Tarif ocean freight mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan sebelum Covid-19, kami para eksportir berharap kondisi lalu lintas kapal internasional kembali normal, agar tarif dapat kembali normal, nilai ekspor juga bisa meningkat,” jelas Isdarmawan. (ris)

Editor :