KLIKJATIM.Com | Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyebut bahwa seorang entrepreneur harus bisa menggerakkan serta membangun sebuah kepercayaan.
Hal itu ia ungkapkan saat menjadi narasumber pada Webinar Leadfest03 Bara Coaching Business The Next Level di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (13/08/2020).
Baca juga: Perdana, Pemkab Lamongan Integrasikan Dua Program Nasional: KDMP Suplai Kebutuhan Program MBG
[irp]
Menurutnya, seorang entrepreneur harus memiliki sifat transformatif leadership. Artinya, ia harus berani keluar dari zona nyaman. "Seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan tidak boleh hanya menyalahkan tim, tapi harus membangun pemahaman bahwa semua menjadi tanggung jawab bersama," paparnya.
Ia mencontohkan tokoh Bung Karno, bahwa seorang pemimpin tidak boleh hanya sekedar meniru saja. Tapi harus menggali spirit agar menemukan inovasi-inovasi baru. "Sebagai contoh Bung Karno, jangan kita copy gaya busananya, gaya bicaranya saja, tetapi juga spirit dan pemikirannya," ungkapnya.
[irp]
Emil juga berharap, Jatim akan memiliki enterpreneur yang endurance, apalagi dalam situasi Pandemi covid-19. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama menggali keunggulan baru, sehingga value propositions juga harus dijaga.
"Digitalisasi selalu menjadi perbincangan orang-orang. Dulu kalau orang ingin sukses harus berada di Jakarta, Singapore, New york. Sekarang tidak perlu, kita bisa memaksimalkan tekhnologi. Ini kesempatan untuk mengetok pintu customer, partner, berkomunikasi dengan video conference, sekarang kita bisa penetrasi market kita," tuturnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu juga ingin mendorong tata kelola pemerintahan yang bersih, inovatif, partisipatoris. Negara ini menganut paham more is less, yaitu dihadapkan dengan kondisi dunia bisnis sekarang, dimana orang bisa kerja di rumah, coffee shop, atau dimana saja. "Inilah yg kita sebut gig economy," tegas Emil.
Ditambahkan Emil, bahwa setiap orang harus memiliki wisdom. Kemudian juga harus memiliki a wise. "Artinya, siapapun orang akan mempunyai tempat, meskipun tanpa memiliki jabatan sekaligus, yang diingat orang banyak adalah karyanya bukan jabatannya," tutupnya. (bro)
Editor : Redaksi