Terminal Teluk Lamong Kembangkan Container Yard Berkapasitas 500 Ribu Teus

Reporter : Redaksi - klikjatim

Kegiatan bongkar muat container di pelabuhan Terminal Teluk Lamong anak perusahaan Pelindo Terminal Petikemas di Surabaya.

KLIKJATIM.Com | Surabaya – PT Terminal Teluk Lamong saat ini sedang mengembangkan terminal fase kedua. Anak perusahaan PT Pelindo III tersebut Teluk Lamong melakukan perluasan lapangan penumpukan ( Container Yard ). Perluasan tahap III ini mencakup 5 blok dengan kapasitas bongkar muat kontainer sebesar 500.000 teus pertahun.

[irp]

“Kami juga melakukan perpanjangan dermaga peti kemas 150 meter untuk internasional dan domestik. Sehingga ke depan, kami akan memiliki total 15 blok lapangan penumpukan yang berkapasitas 1,5 juta teus pertahun,” kata Arief Yarmanto, Corporate Secretary Terminal Teluk Lamong.

Dikatakan, pihaknya juga mengembangkan dermaga petikemas internasional sepanjang 650 meter. Sementara untuk pengembangan dermaga petikemas domestik memiliki panjang 600 meter. Perluasan lapangan penumpukan dan perpanjangan dermaga petikemas disiapkan untuk memberikan pelayanan yang lebih prima kepada pengguna jasa, mengingat pertumbuhan volume petikemas yang terus meningkat.

“Dengan pengembangan ini kami optimis Terminal Teluk Lamong akan mengalami pertubuhan produksi. Baik untuk pelayaran internasional maupun domestik. Ini sudah dibuktikan dengan pertumbuhan produksi di semester I/2020 yang mencapai 4 persen dibanding tahun 2019,“ ujar Arief Yamarto.

Dikatakan, secara umum, produksi arus petikemas terdampak pandemi covid19. Namun, karena ada sejumlah pelayaran mengalami pertumbuhan yang signifikan, ini berimbas positif pada produksi Terminal Teluk Lamong. Pertumbuhan itu menjadikan arus produksi secara total tumbuh positif.

Seperti halnya petikemas, kata dia, arus produksi curah kering juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Semester I/2020, tercatat peningkatan volume sebesar 105.426 ton dibanding periode yang sama pada 2019. Peningkatan arus curah kering tersebut setidaknya terlihat pada dua hal, yaitu peningkatan jumlah volume dan perubahan perilaku pasar ( pengguna jasa ).

“Jumlah volume, terlihat jelas meningkat signifikan dibanding tahun 2019. Integrasi fasilitas dan peralatan di TTL pada pelayanan curah kering, mendorong beberapa pengguna jasa merubah pola bongkar muatan. Sebelumnya dalam satu muatan dibongkar pada beberapa terminal pelabuhan, berubah menjadi single port atau seluruh muatan dibongkar,” terang Arif Yamarto.