KLIKJATIM.Com | Jakarta – Sepanjang 2021 lalu, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berhasil merealisasi proyek yang onstream mencapai 15 proyek, dengan investasi US$ 1,57 miliar (Rp22,8 triliun).
Penambahan kapasitas produksi minyak dan gas dari kelima belas proyek yang telah onstream untuk minyak sebesar 18.468 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan tambahan kapasitas produksi gas sebesar 746 miliar kaki kubik per hari .
Proyek yang onstream di tahun 2021 antara lain : North Area Jindi South Jambi Block B, EPF Belato2 Selaraya Merangin Dua, Lematang Compression Medco E&P Lematang, EOR Jirak Pertamina EP, WB NAG Compression PetroChina Jabung Ltd, SP Bambu Besar (Asso) Pertamina EP, SP Akasia Bagus Pertamina EP, Upgrade Bangadua Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, West Pangkah Saka Indonesia Ltd, Sidayu Saka Indonesia Ltd, Gas Supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, Oil Plant Semberah Pertamina EP, Merakes Eni East Sepinggan, Debottlenecking FPU Jangkrik Eni Muara Bakau.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyampaikan terima kasih dan apresiasinya atas usaha dan kerja keras KKKS dalam menyelesaikan proyek hulu migas di tahun 2021.
“Terima kasih dan apresiasi untuk KKKS yang telah bekerja keras dan memberikan dedikasi yang tinggi dalam upaya menyelesaikan proyek hulu migas dalam situasi pandemi Covid-19. Pembatasan mobilitas pekerja dan peralatan, tidak menyurutkan tekad agar proyek bisa diselesaikan sesuai target di 2021. Melalui sinergi dan kerjasama yang kuat antara SKK Migas dan KKKS, maka target ini bisa kita selesaikan,” katanya, Rabu (2/2/2022).
Deputi Operasi SKK Migas menyampaikan bahwa KKKS telah belajar dari pengalaman melaksanakan pekerjaan proyek di tahun 2020, dan melakukan adaptasi serta melakukan perbaikan dan peningkatan. Hal ini ditunjang pula dengan koordinasi dan pengawasan SKK Migas yang semakin efektif melalui integrated operation center (IOC) yang secara berkelanjutan, modul-modulnya terus bertambah.
“KKKS telah memiliki pengalaman dalam penyelesaian proyek ditahun 2020, dan segera melakukan penyesuaian standar dan prosedur dengan mendiskusikannya bersama dengan SKK Migas. Kami juga terus melakukan penambahan modul-modul di IOC, termasuk pengembangan IOC mobile berbasis perangkat bergerak, sehingga pemantauan bisa dilakukan 24 jam dalam sehari melalui perangkat mobile phone. Hasilnya kita bisa lihat target proyek hulu migas bisa diselesaikan melampaui target”, ujar Julius.