Sambut Musim Tanam Oktober-Maret, PG Siapkan Stok Pupuk Empat Kali Lipat

Reporter : Koinul Mistono - klikjatim.com

Manager Humas PG, Muhammad Ihwan F (kiri) saat meninjau stok pupuk urea bersubsidi dan non subsidi di gudang urea pabrik IB. (Koinul M/klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Gresik – PT Petrokimia Gresik (PG), produsen pupuk untuk solusi agroindustri yang merupakan anggota holding PT Pupuk Indonesia, telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi hingga 787.280 ton, atau empat kali lipat lebih banyak dari ketentuan minimum pemerintah sebanyak 188.018 ton. Kesiapan ini dilakukan untuk menghadapi musim tanam antara bulan Oktober sampai Maret (Okmar) 2019-2020.

Rinciannya, pupuk Urea 47.776 ton; ZA 138.690 ton; SP-36 sebanyak 197.814 ton; NPK Phonska 342.834 ton; dan Organik Petroganik 60.168 ton. Jumlah stok tersebut merupakan bagian dari 1,26 juta ton stok pupuk bersubsidi, yang disiapkan Pupuk Indonesia pada musim tanam Okmar.

Sekretaris Perusahaan Petrokimia Gresik, Yusuf Wibisono menjelaskan, perusahaan dalam penyaluran pupuk bersubsidi berpedoman sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) 47/2018 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk bersubsidi tahun anggaran 2019.

Berdasarkan Permentan tersebut, alokasi pupuk bersubsidi 2019 yang harus disalurkan oleh Pupuk Indonesia adalah 8,87 juta ton. Dari jumlah itu Petrokimia Gresik mendapat alokasi 5,24 juta ton. Dan sampai 25 September 2019, perusahaan pupuk terlengkap di Indonesia ini sudah menyalurkan 3,66 juta ton atau 70%.

Untuk pendistribusian, Pupuk Indonesia maupun Petrokimia Gresik berpedoman sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 15/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. Salah satu ketentuannya, stok pupuk bersubsidi harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan petani hingga dua minggu ke depan.

“Namun sebagai langkah antisipasi atas kemungkinan lonjakan permintaan, Petrokimia Gresik meningkatkan ketersedian stok pupuk bersubsidi antara tiga hingga empat kali lipat. Kami memastikan penyaluran pupuk subsidi lancar sesuai alokasi yang ditetapkan Pemerintah,” tandas Yusuf, Kamis (26/9/2019).

[irp]

Selanjutnya, perusahaan dalam penyaluran pupuk bersubsidi selalu berpegang teguh terhadap prinsip 6 tepat. Yaitu tepat tempat, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, dan tepat waktu.

Demi kelancaran dan keamanan, penyaluran telah dikawal sebanyak 77 Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) dan 323 asisten SPDP Petrokimia Gresik di seluruh nusantara. Mereka rutin berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), kelompok tani, hingga aparat keamanan setempat.

“Selain itu kami juga didukung fasilitas distribusi mumpuni, yaitu lebih dari 300 gudang penyangga dengan kapasitas sekitar 1,4 juta ton, lebih dari 650 distributor dan lebih dari 28 ribu kios resmi,” terang mantan Manager Humas PG tersebut.

Menurutnya, saat ini Petrokimia Gresik sedang menjalankan program transormasi bisnis. Yaitu selain kewajiban menyediakan pupuk bersubsidi, perusahaan juga memperbanyak stok pupuk komersil (non-subsidi). Karena pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yang tercatat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Langkah ini diharapkan, menjadi solusi bagi petani yang kebutuhan pupuknya tidak teralokasi dalam skema subsidi. “Oleh karena itu, bagi petani yang ingin mendapatkan pupuk bersubsidi kami sarankan agar tergabung dalam kelompok tani dan menyusun RDKK,” tambahnya.

Yusuf juga mengimbau, petani untuk mengikuti dosis atau rekomendasi pemupukan berimbang 5:3:2. Untuk satu hektar (ha) sawah dibutuhkan 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska, dan 200 kg pupuk Urea.

Pemupukan berimbang ini juga menjadi solusi atas pemakaian pupuk yang cenderung berlebihan oleh petani. Sehingga alokasi pupuk bersubsidi yang terbatas dapat lebih efektif dan efisien.

[irp]

“Pemupukan berimbang sangat kami rekomendasikan karena sudah teruji mampu meningkatkan hasil panen satu hingga dua ton per hektar. Penggunaan pupuk organik juga dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah dan mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik, sehingga tercipta pertanian yang berkelanjutan,” kata Yusuf.

Sementara untuk rekomendasi pemupukan secara spesifik, petani bisa mendiskusikannya dengan petugas penyuluh Dinas Pertanian setempat. Dan diketahui, bahwa Petrokimia Gresik juga memiliki mobil uji tanah sebagai sarana untuk menguji tingkat kesuburan tanah.

Petani bisa membawa sample tanahnya dan petugas akan meneliti, menganalisa, serta memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat secara lebih spesifik. Tentunya berkaitan dengan spesifik lokasi maupun komoditi.

“Mobil ini sudah beroperasi sejak 2015 dan bergerak secara mobile di areanya masing-masing. Saat ini jumlahnya sebanyak 4 unit dengan area meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB dan NTT. Ke depan jumlah mobil uji tanah akan kami tambah dan perluas wilayah operasionalnya,” jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana berharap, semua komponen mulai dari produsen pupuk, distributor dan seluruh kios resmi agar meningkatkan sinergi. Tujuannya untuk kepentingan petani dan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di seluruh Negeri.

Wijaya mengingatkan, bahwa pihaknya tidak ragu menindak tegas distributor dan penyalur pupuk bersubsidi yang kedapatan melakukan kecurangan. Sebab pupuk bersubsidi merupakan amanat undang-undang yang harus disalurkan sesuai aturan.

“Kami tidak segan menindak tegas para distributor dan penyalur pupuk bersubsidi yang tidak menyalurkan dengan jujur. Kami ingatkan juga bahwa setiap tindakan penyelewengan pupuk bersubsidi dapat dijerat hukuman pidana maksimal 5 tahun penjara,” terang Wijaya.

Ditegaskannya, Pupuk Indonesia bersama sejumlah pihak terkait seperti Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah dan aparat hukum akan terus melakukan pengawasan. Utamanya terhadap penyaluran pupuk bersubsidi agar benar-benar sesuai aturan. (nul/hen/*)