KLIKJATIM.Com | Gresik – Relawan Dunia Eco Enzym (RDEE) bersama PT Smelting menggelar sosialisasi pemanfaatan sampah atau rumah tangga menjadi cairan serbaguna Eco Enzym dalam pameran industri dan UMKM di Gresik, Rabu (01/11/2023).
Tatik Ernawati, Ketua RDEE Kabupaten Gresik menjelaskan, sampah rumah tangga menjadi problem lingkungan jika tak diolah atau dimanfaatkan dengan baik.
Sampah seperti kulit buah, potongan sayuran, bekas buah-buahan yang tidak habis bisa dimanfaatkan menjadi Eco Enzym.
Eco Enzym bisa dimanfaatkan menjadi cairan alami pembersih lantai, hand sanitizer, sabun cuci piring, pembersih dapur dan sebagainya.
Tatik Erawati, menjelaskan, pembuatan eco enzym adalah salah satu jalan untuk mengurangi sampah rumah tangga.
Karena bahan-bahan untuk pembuatan eco enzym merupakan sisa bahan pangan atau makan rumah tangga.
“Seperti kulit mangga, pisang, kulit pepaya dan sebagainya,” papar Tatik.
Bahan-bahan itu, lanjut tatik kemudian difermentasi dalam bak plastik berpenutup rapat dengan campuran air dan gula merah, paling sedikit 90 hari.
Penyimpanan harus diletakkan di tempat yang bersih dan teduh. Disarankan sebelah wadah diletakkan tanaman lidah mertua untuk menetralisir gas metana.
“Jadi komposisinya, sisa buah dan sayuran 3 kilogram, gula merah atau molases 1 kilogram, dan air 10 liter, ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk,” kata Tatik.
Baca juga: Relawan Eco Enzym Gresik Bersama Smelting Lakukan Sosialisasi dan Seterilisasi Sungai
Dikatakan, bahan limbah rumah tangga yang dipakai untuk membuat eco enzym harus dalam keadaan segar dan tidak busuk.
“Disarankan lima jenis limbah organik dalam satu kali produksi,” imbuhnya.
Nah manfaat dari eco enzym ini menurut Tatik banyak sekali, mulai dari untuk detoksifikasi, cuci baju, obat luka, menghilangkan bau toilet, dapur dan garasi dan sebagainya.
Saat pemakaian, cairan eco enzym dilarutkan dalam air. Komposisinya, satu botol air dalam tempat penyemprotan ditetesi satu tutup atau dua tutup botol eco enzym.
Selama ini, PT Smelting bersama RDEE getol mengkampanyekan pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi Eco Enzym.
Senior staff PT Smelting Rahmayani mengatakan, pembuatan Eco Enzym bisa mereduksi sampah harian rumah tangga.
Sejalan dengan misi PT Smelting yang mengupayakan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
“Kami sangat peduli dengan pengelolaan lingkungan di level rumah tangga sebelum dibuang ke TPS dan TPA, karena itu kami bersama Relawan Dunia Eco Enzym mengajak dan belajar bersama masyarakat memanfaatkan sisa olahan rumah tangga di Gresik menjadi cairan Eco Enzym yang kaya manfaat,” kata Yani.
Dikutip dari laman Kemenkes, pada prinsipnya proses pembuatan eco-enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini merupakan salah satu cara penanganan manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat bagi kita.
Proses fermentasi dalam pembuatan eco-enzyme dilakukan selama 3 (tiga) bulan. Apabila cairan yang dihasilkan memiliki ciri warna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat, itu sebagai tanda bahwa sudah bisa dimanfaatkan. (qom)