QA Akan Perluas Areal Pertanian Tingkatkan Produksi Pangan dan Bantu Petani dengan Kartu Bangkit

Reporter : Miftahul Faiz - klikjatim.com

Calon Wakil Bupati Gresik pasangan QA, dr Asluchul Alif Maslikan saat menyapa masyarakat di Dusun Kulon Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Minggu (25/10/2020).

KLIKJATIM.Com | Gresik – Meski dikenal sebagai kota industri namun produksi pangan pertanian di Kabupaten Gresik cukup besar. Untuk itu, Qosim-Alif menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan setelah pendidikan dan kesehatan. Sejumlah program yang ditawarkan berupa Kartu Petani Bangkit dan Smart City Desa.

[irp]

Hal itu disampaikan Calon Wakil Bupati Gresik pasangan QA, dr Asluchul Alif Maslikan saat menyapa masyarakat di Dusun Kulon Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Minggu (25/10/2020). Menurut Dokter Alif untuk mensejahterakan masyarakat, bersama Pak Qosim, pihaknya sudah program kartu bangkit untuk sektor pertanian, UMKM, peternakan.

“Semua biar merata dan termonitor, di satu dashboard Gresik Smart City di Desa, baik itu nanti desa yang mendapatkan bantuan bisa termonitor di Smart City, dan tidak orang- orang itu saja, tapi merata,” kata Dokter Alif.

Dijelaskan, saat ini luas lahan pertanian pangan di Kabupaten Gresik mencapai 67.900 hektar. Nantinya para petani akan mendapat kartu Petani Bangkit yang di dalamnya terdapat sistem penyaluran bantuan bibit padi, jagung, dan kedelai. Juga bantuan pupuk serta traktor dan Alsintan (Alat-alat mesin pertanian).

Dengan program Petani Bangkit ini, kami akan membuat kebijakan perluasan lahan pertanian sehingga produksi beras di Gresik bisa ditingkatkan. Saat ini produksi padi di Kabupaten Gresik mencapai 420 ribu ton. Bila diasumsikan rendemen mencapai 60 persen, total produksi beras dari seluruh lahan pertanian di Gresik mencapai 252 ribu ton.

“Lahan pertanian yang ada luasnya mencapai 67.900 hektar. Jumlah itu naik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 67.197 hektar. Tak hanya di sektor tanaman pangan, produksi perkebunan maupun hortikultura juga terus mengalami tren positif. Mulai dari jagung, kacang tanah, kedelai, dan sejumlah komoditas lainnya.

“Program lainnya adalah kami mengajak anak-anak muda di Gresik untuk beralih menggarap sektor pertanian. Caranya, dengan menggarap pertanian menggunakan teknologi tepat guna berbasis sistem. Jika dulu menggarap sawah dengan membajak pakai sapi, memanen secara manual. Kini dengan teknologi yang kami tawarkan melalui konsep smart city, pertanian bisa dikerjakan secara modern,” jelas dia.

Selain membantu produksi pangan, gerakan anak muda atau milenial menggarap sektor pertanian bisa dikombinasikan dengan pengembanan pariwisata. Saat ini sedang tren kafe berada di tengah sawah, sangat instagramble dan mendatangkan nilai ekonomis cukup bagus.

“Nanti anak anak muda akan menggarap sawah. Nah melalui kemasan milenial, proses penggarapan sawah dijadikan obyek wisata. Dibangunan infrastruktur yang unik, didirikan warung atau kafe, sehingga pengunjung bisa menyaksikan secara langsung oleh wisatawan yang datang. Pemasarannya juga menggunakan marketplace yang ada serta melalui platform digital lainnya,” pungkas Dokter Alif. (bro)