KLIKJATIM.Com | Bojonegoro – Puluhan sapi di Kabupaten Bojonegoro terkena Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang meresahkan para peternak. Pasalnya, dalam sepekan terakhir, terdapat belasan ekor sapi mati dan diduga terjangkit virus yang menyerang bagian mulut dan kuku ternak.
Seperti yang terjadi di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro, 13 ekor sapi diketahui mati dalam sepekan terakhir. Kepala Desa (Kades) Papringan Hadi Suyatno membenarkan kejadian matinya belasan ekor sapi milik warganya. “Sepengetahuan saya ada 13 sapi milik warga yang mati seminggu terakhir,” ungkapnya.
Informasi yang ia terima dari warga, proses kematian sapi begitu cepat. Warga pun banyak yang memutuskan untuk menjual sapi ternak mereka karena khawatir terjangkit virus kemudian mati dan mengakibatkan kerugian. Sebab ternak sapi bagi warganya bersifat tabungan. “Pokoknya kalau sakit, gak lama terus mati,” terangnya.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Kabupaten Bojonegoro, drh. Luthfi Nurrahman mengatakan, jumlah ternak terjangkit PMK yang terdata per hari ini, Senin 13 Januari 2025 sebanyak 274 kasus.
“Itu data yang kami terima sejak 1 Januari 2025 hingga hari ini,” bebernya.
Menanggapi riuhnya kabar mengenai PMK yang telah ramai, pihaknya telah melakukan pengobatan terhadap sapi maupun ternak lain seperti kambing yang dilaporkan mengalami sakit. Selain mengobati ternak, upaya penyemprotan disinfektan di kandang ternak.
“Kami telah melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan, termasuk di pasar hewan juga,” katanya.
Kemudian untuk langkah selanjutnya, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro mengirimkan sampel lendir sapi yang diduga terjangkit Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) ke Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya.
Sampel lendir itu kemudian diidentifikasi untuk mengetahui sapi terjangkit virus PMK atau tidak. Sampel lendir itu diperoleh setelah Disnakan Kabupaten Bojonegoro melakukan swab terhadap ratusan ekor sapi milik peternak yang tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Ia menambahkan, setelah banyak sapi mati mendadak,Disnakan Bojonegoro langsung menerjunkan petugas untuk melakukan swab.
Kejadian sapi mati mendadak salah satunya ditemukan di Desa Papringan, Kecamatan Temayang. Swab dilakukan kepada seluruh hewan ternak. Baik sapi maupun kambing di seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro.
“Dari tindakan swab pada ratusan ternak, kami mengirim 10 sampel lendir ke Pusvetma Surabaya,” ucapnya, Selasa (14/1/2025).
Lutfi menjelaskan, ada beberapa gejala yang muncul jika hewan ternak terjangkit virus PMK. Saah satunya liur berlebih atau hipersalivasi. Kemudian terdapat luka pada hidung. Sapi mengalami muntah-muntah, seriawan, kaki pincang, dan menurunnya nafsu makan.
Jika didapati gejala demikian, pihaknya mengimbau para peternak untuk segera melaporkannya kepada petugas atau mantri ternak di masing-masing kecamatan. Selain itu, memisahkan ternak yang mengalami gejala PMK dari ternak lain. “Untuk pencegahan, beri minuman yang sifatnya asam pada ternak, seperti jeruk,” tandasnya.
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh peternak. Seperti tidak memperjualbelikan ternak yang sakit, rutin membersihkan kandang, menjemur ternak selama 15 sampai 30 menit. Kemudian memberi pakan hijauan yang lunak, serta memberi air yang cukup. (gin)