Cetak biru
Pemerintah saat ini sudah memiliki cetak biru untuk mewujudkan ketahanan pangan yang dapat direalisasikan dalam kurun waktu 3 tahun.
Dengan terealisasinya pembangunan waduk dan bendungan, diharapkan cetak sawah 3 juta hektare bisa menjadi kenyataan sehingga produksi sawah bisa mencapai 15 hingga 30 juta ton per tahun. Artinya tidak sekadar swasembada, tetapi juga surplus sehingga sisanya bisa diekspor ke berbagai negara.
Akan tetapi, sistem pertanian harus diubah dari semula tradisional menjadi modern. Apalagi dengan adanya teknologi panen menggunakan mesin. Kalau cara tradisional (dengan tangan) butuh waktu 20 hari, maka kini menggunakan mesin hanya butuh waktu 2 jam saja.
Tak hanya itu, untuk mewujudkan ketahanan pangan maka dibutuhkan lebih banyak petani muda (petani milenial). Saat ini banyak dari petani yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Mereka tentunya ingin menekuni bidang pertanian apabila imbal hasilnya cocok.
Terkait hal itu, perlu dibuatkan klaster pertanian modern. Seluruh alat pertanian modern disediakan agar keuntungan dari bertani modern itu bisa mencapai Rp10 hingga Rp30 juta per bulan. Tentu imbalan ini akan menarik bagi petani muda menekuni sektor tersebut.
Kemudian yang perlu disiapkan juga ke depan kebijakan hilirisasi pertanian. Dengan demikian, ekspor pertanian tidak lagi dalam bentuk bahan mentah, namun sudah menjadi barang jadi. Sebagai contoh, Singapura yang memproduksi cokelat dengan bahan baku mete dan kakao dari Indonesia. Nilainya akan lebih besar kalau Indonesia bisa mengekspor cokelat.
Baca juga: Sejarah PON dan pertama kalinya digelar di dua provinsi
Contoh kebijakan hilirisasi yang terus digulirkan adalah komoditas sawit mentah yang akan diolah menjadi bahan bakar pengganti solar (fosil) di samping untuk keperluan minyak goreng atau crude palm oil (CPO).
Namun untuk mencapai hilirisasi di bidang pertanian membutuhkan kerja sama multisektor yakni dari petani, pengusaha, termasuk Pemerintah. Terkait kerja sama ini maka penting untuk menciptakan iklim yang bisa memberikan kepastian berusaha.