KLIKJATIM.Com | Gresik – Sebanyak 490 mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Sidayu dan Bungah, Kabupaten Gresik. Program ini diharapkan dapat mendorong pengembangan potensi desa sehingga mampu “naik kelas.”
Salah satu desa yang menjadi lokasi KKN adalah Desa Masangan, Kecamatan Bungah. Desa ini memiliki potensi pertanian yang menjanjikan, baik di area persawahan maupun di pekarangan warga.
Ketua Kelompok KKN Unair Desa Masangan, Sadrina Pramesti, mengatakan bahwa kelompoknya telah memperkenalkan alat berbasis teknologi bernama ESP32 Cam kepada warga dan petani setempat. Alat ini memungkinkan petani untuk mengontrol kondisi tanah dan melakukan penyiraman jarak jauh.
“Petani juga kami ajak untuk merangkai alat tersebut, sehingga mereka dapat mengembangkannya di lahan-lahan lain,” ujar Sadrina.
Alat ESP32 Cam diketahui mampu menjangkau area pertanian hingga 200 meter persegi, tergantung kebutuhan petani. Teknologi ini dirancang untuk mempermudah petani dalam memantau dan merawat tanaman, termasuk memantau kondisi tanah dan mengatur penyiraman air melalui smartphone.
“Kalau petani tidak sempat ke lahan, mereka bisa mengecek kondisi tanaman langsung dari smartphone,” tambah mahasiswa Fakultas Hukum itu.
Kolaborasi dengan Kecamatan Bungah
Kelompok KKN Desa Masangan berencana berkolaborasi dengan Kecamatan Bungah untuk menerapkan teknologi tepat guna ini di lahan pertanian desa-desa lain. Bahkan, mereka menggandeng SMK di Bungah untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam mempelajari dan mengembangkan teknologi tersebut.
“Pak camat menyatakan akan mendukung kolaborasi ini, termasuk melibatkan SMK untuk pelatihan dan pengembangan teknologi,” jelas Sadrina.
KKN kali ini juga menerapkan tiga strategi utama, yaitu pemberdayaan, kolaborasi, dan kemitraan. Mahasiswa Unair berharap teknologi ini dapat dimanfaatkan secara luas oleh petani dan menjadi model inovasi desa.
Dukungan Pemerintah dan Karang Taruna
Pada Kamis (10/1), Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Gresik meninjau langsung penerapan teknologi tersebut. Ia merekomendasikan agar alat ini dikembangkan dan diaplikasikan di desa-desa lain untuk mendukung ketahanan pangan.
“Alat ini dapat mencakup area pertanian yang luas. Jika dikembangkan, bisa menjadi program unggulan desa,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Masangan, Suyanto, menyatakan telah menunjuk karang taruna desa untuk membantu penyerapan teknologi tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kendala yang mungkin dihadapi petani dalam penggunaan teknologi.
“Jika langsung ke petani, biasanya sulit untuk adaptasi. Oleh karena itu, kami melibatkan karang taruna agar mereka yang mengembangkan dan memperbanyak alatnya,” kata Suyanto.
Program ini diharapkan dapat menjadi solusi inovatif untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus memberdayakan masyarakat desa melalui teknologi. (qom)