Kritik Impor Dokter Asing, Dekan FK Unair Dipecat

Reporter : Tsabit Mantovani - klikjatim.com

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya

KLIKJATIM.Com | Surabaya – Dekan FK Unair Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K) yang akrab disapa Prof Bus dicopot seusai berkomentar tentang rencana Kemenkeas datangkan dokter asing di media sosial.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akhir Juni lalu mewacanakan jika pihaknya akan kulakan atau mengizinkan dokter asing masuk ke Indonesia. Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan, kedatangan dokter asing itu bukan untuk bersaing dengan dokter di Indonesia.

Dokter asing ke Indonesia untuk menyelamatkan ratusan ribu nyawa orang Indonesia yang sakit stroke hingga jantung. Bukan hanya pasien dewasa, impor dokter asing itu juga menurut Budi Gunadi bisa menyelamatkan 12 ribu bayi kelainan jantung.

”Lho dokter kita mampu. Masalahnya adalah jumlah dokter di Indonesia nggak cukup. Dan, lebih dari 6 ribu bayi tiap tahun mengalami risiko kehilangan nyawa. Kita nggak bisa menunggu,” kata Budi Gunadi Sadikin.

Pada 27 Juni, Prof Budi Dekan Fakultas Kedokteran Unair merespons wacana impor dokter asing oleh Menkes Budi Gunadi. Dia menegaskan menolak rencana impor dokter asing itu ke Tanah Air.

”Secara pribadi dan institute, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Unair Prof Budi itu.

Dia meyakini dan optimistis jika 92 fakultas kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter berkualitas. Bahkan, kualitas dokter Indonesia tidak kalah dengan dokter asing. Karena itu, impor dokter asing tidak perlu dilakukan.

”Saya pikir semua dokter di Indonesia tak ada yang rela kalau dokter asing bekerja di sini. Karena kita ini mampu untuk memenuhi dan kita mampu menjadi dokter di rumah sendiri,” tegas Budi Santoso.

Dekan FK Unair Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K) yang akrab disapa Prof. Bus memberikan konfirmasi terkait pencopotan dirinya dari pucuk pimpinan Fakultas Kedokteran Unair di Surabaya.

”Iya betul (dicopot),” kata Budi Santoso kepada awak media pada Rabu (3/7) di Surabaya.

Prof Budi mengungkapkan, dirinya sempat dipanggil Rektor Unair Prof Nasih. Pemanggilan itu dipenuhi pada 1 Juli.

Dekan FK Unair itu diminta datang ke Rektorat Unair pasca dirinya berkomentar terkait rencana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mendatangkan dokter asing ke Indonesia.

”Saya dianggap salah melampaui kewenangan (dari institusi maupun pribadi). Saya betul memang menyampaikan suara bahwa tidak setuju dengan dokter asing. Saya diminta mundur atau diproses pada pertemuan 1 Juli itu,” ungkap Budi Santoso.

Pertemuan 1 Juli ternyata bukan undangan menghadap Rektor Prof Nasih untuk terakhir kali. Pada 2 Juli, Prof Budi kembali dipanggil. Sayangnya, Prof Budi sedang tidak lagi di Surabaya. Dia ada di Jakarta memenuhi undangan sebagai pembicara di salah satu acara.

Dan, pada 3 Juli, kabar pemberhentian sebagai Dekan FK Unair di Surabaya sampai di telinga Prof Budi.

”Rabu (3/7), sekitar pagi hari, saya diberi tahu jika proses pemberhentian sedang diproses. Kemudian, pada pukul 15.00, 3 Juli proses pemberhentian itu selesai dan surat pemberhentian Dekan FK Unair untuk saya keluar. Saya sudah menerima surat pemberhentian,” jelas Budi Santoso.

Sebelumnya, Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair Martha Kurnia Kusumawardan buka suara. Marhtha memberikan jawaban secara teks melalui whatsapp kepada para awak media.

Berikut isi teks whatsapp atau pesan instan yang dibagikan Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair Martha Kurnia Kusumawardan terkait pencopotan Prof Dr dr Budi Santoso SpOG(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Unair di Surabaya.

”Selamat malam rekan-rekan media. Terkait beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial, dengan ini kami humas Universitas Airlangga menyatakan bahwa pemberitaan tersebut benar adanya,” tutur Martha Kurnia Kusumawardan dalam pesan itu.

”Alasan atau pertimbangan pimpinan Universitas Airlangga terkait pemberhentian ini adalah merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair,” ujar dia.

”Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof Dr dr Budi Santoso SpOG(K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut,” tambah dia.

”Semoga Unair khususnya FK Unair terus menjadi Fakultas Kedokteran yang mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia,” imbuh Martha Kurnia Kusumawardan. (red)