KLIKJATIM.com | Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sedang serius mengakselerasi pengembangan sektor pertanian dari hulu ke hilir. Salah satu strateginya dengan membentuk institusi khusus menangani industri hortikultura, yang rencananya diberi nama Jatim Incorporated.
Upaya ini bertujuan memberikan nilai tambah terhadap produksi hasil holtikultura dengan prinsip petik, olah, kemas, dan jual.
[irp]“Saat ini saya tengah berkonsultasi dengan ahli hukum guna mendapatkan pendapat yang legal dan bersifat administratif terkait pendirian lembaga tersebut,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Konsep petik, olah, kemas, dan jual sudah seringkali disampaikan dan banyak pihak yang merespon. Salah satunya PT Polowijo Gosari Group.
Perusahaan bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian ini, menjadi salah satu yang akan digandeng Pemprov Jatim. “Seperti Polowijo ini, dulu saya sudah sempat ke sana dan menyampaikan itu. Ternyata mereka langsung mencoba dan menerapkannya,” tuturnya.
PT Polowijo Gosari Group mengembangkan salah satu hasil pertanian mangga, yang diolah menjadi dodol dan es krim. Hasil olahan tersebut sudah menembus toko modern, bahkan buah hasil petik yang memenuhi quality control menembus pasar ekspor.
Ke depan, Khofifah memintan PT Polowijo Gosari Group untuk mengembangkan manisan mangga. Sebab potensi mangga di Jawa Timur cukup besar yang meliputi Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso hingga Madura.
“Hal ini dilakukan agar saat over supply (harganya) tidak murah. Harus ada data produksi dan distribusi, sehingga kita bisa melakukan pemetaan yang butuh pengolahan berapa banyak, berapa bisa diolah dan cocoknya diolah dalam bentuk apa,” paparnya.
[irp]Jika ada pemetaan, diharapkan masyarakat akan mengurangi kebiasaan petik langsung dijual. Saat over supply proses akan terbagi dua, yaitu buah dijual dalam bentuk olahan dan non olahan.
“Nanti kalau sudah jalan, kita akan sampaikan ke Bupati yang punya produksi mangga besar. Kita petakan di mana kita bisa melakukan petik, olah, kemas dan jual,” pungkas Gubernur Jatim perempuan pertama itu. (nk/hen)