Kapolres Bojonegoro AKBP Mario Prahatinto mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di nyatakan akibat kecelakaan lalu lintas, namun pihak keluarga dari GRMA (18) selaku Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro menginginkan untuk dilakukan penyidikan ulang dan Polres akan menindaklanjuti dengan melibatkan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim).
“Atas permintaan keluarga korban kami akan melakukan penyidikan ulang dengan melibatkan anggota Satreskrim Polres Bojonegoro,” ungkapnya.
Sebelumnya, Salah satu saksi, RAA (17) mengungkapkan, peristiwa tersebut bermula saat dirinya bersama korban dan dua temannya R dan B, tengah mencari makan di warung sekitar. Namun, tidak didapati warung yang masih buka, pada dini hari itu.
“Karena tidak ada warung buka, kami berniat pulang dan mengambil jalan sebelah barat, melewati pertigaan SMPN 3 Bojonegoro ke utara,” ujar R.
Selanjutnya, saat sampai di jalanan yang sepi, terdapat arak-arakan orang tak dikenal dari arah utara hingga memenuhi jalan. Sehingga, hal tersebut membuat GRMA dan teman-temannya berusaha menepi. Meskipun begitu, gerombolan tersebut tiba-tiba memukul dan menendangnya hingga jatuh.
“Saat jatuh itulah saya dikeroyok pelaku dan dipukuli. Sementara GRMA yang saya boncengkan juga terjatuh akibat dipukul kepalanya bagian belakang,” bebernya.
Seusai dikeroyok, R dan GRMA menderita luka cukup serius di kepalanya. Dan GRMA dibawa ke RS Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro, lantaran Puskesmas Ngumpakdalem tutup.
Saksi lainnya, R membenarkan bahwa meninggalnya GRMA akibat dikeroyok orang tidak dikenal. “Jumlah pelaku ada lima belasan orang. Saya sempat bisa meloloskan diri dan setelah pelaku pergi saya kembali lagi sudah melihat GRMA tergeletak tidak sadarkan diri,” jelasnya.
Setelah beberapa saat mendapat perawatan di RS Bhayangkara, korban dinyatakan meninggal. Korban kemudian dibawa ke rumah duka dan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Bangilan, Kecamatan Kapas, Senin (12/2/2024) kemarin.
Sementara itu, Orang Tua GRMA, ECP (38) meminta kepolisian agar mengusut tuntas kasus pengeroyokan yang menewaskan anaknya. Karena dirinya, bersikeras bahwa anaknya itu meninggal karena dianiaya, dan bukan akibat laka lantas.
“Secara pribadi saya sudah mengihklaskan anak saya. Tapi saya berharap ada keadilan, dan polisi bisa menangkap para pelaku pengeroyokan,” pungkasnya. (ris)